Evaluasi Penggunaan Obat di Pusat Kesehatan Masyarakat “X” di Kalimantan Selatan di Tinjau dari Indikator Peresepan Menurut World Health Organization

Authors

  • Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera Universitas Borneo Lestari
  • Anna Khumaira Sari Universitas Lambung Mangkurat
  • Noverda Ayuchecaria Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.36873/jjms.2023.v5.i1.803

Keywords:

Evaluasi, Peresepan, Obat, Indikator WHO

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dan utama di masyarakat. Pengobatan yang rasional merupakan hal penting dalam pelayanan kesehatan. World Health Organization memperkirakan separuh obat yang digunakan telah diresepkan, dibagikan dan dijual secara tidak tepat. Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan kesalahan pengobatan serta timbulnya efek samping. World Health Organization menetapkan indikator penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan obat di pusat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari indikator peresepan Menurut World Health Organization. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data retrospektif. Data diambil dari resep pasien rawat jalan disalah satu pusat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan pada periode januari hingga desember 2021. Jumlah sampel resep yang dianalisis adalah 373 resep. Hasil penelitian dibandingkan dengan standar WHO. Hasil menunjukkan bahwa jumlah rata-rata obat per lembar resep 3,77; persentasi penggunaan obat generic 98,57%; persentasi obat antibiotic 12,23%; persentasi obat sediaan injeksi 0% dan persentasi obat sesuai Formularium Nasional 93,88%. Hasil evaluasi penerapan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan indikator WHO ada tiga indikator yang memenuhi yaitu persepan injeksi, dan persepan antibiotik sedangjan  jumlah item obat per lembar resep Peresepan obat dengan nama generik dan penggunaan obat sesuai formularium nasional masih belum memenuhi persyaratan sesuai dengan indikator WHO

Downloads

Download data is not yet available.

References

Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. Pharmaceutical care practice: the patient-centered approach to medication management. McGraw Hill Professional; 2012.

Depkes. Profil Kesehatan IndonesiaTahun 2009. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2010.

WHO. The Pursuit of Responsible we of Medicines: sharing and learning from country experiences. World Health Organization,. Geneva; 2020.

Ernie HP, Hafiz I. Pemberian Obat Secara Polifarmasi Pada Anak Dan Interaksi Obat Yang Ditimbulkan. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2007;17(1):154163.

Makhdalena M, Jufri M, Andrajati R. Analisis pelayanan kefarmasian berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO pada Puskesmas Kecamatan yang belum dan sudah terakreditasi di Kota Depok. J Kefarmasian Indones. 2018;137–43.

Widayati A. Swamedikasi di kalangan masyarakat perkotaan di kota Yogyakarta. J Farm Klin Indones. 2013;2(4):145–52.

Handayani RS, Supardi S, Raharni R, Susyanty AL. Ketersediaan dan peresepan obat generik dan obat esensial di fasilitas pelayanan kefarmasian di 10 Kabupaten/Kota di Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat. 2010;13(1):21302.

Depkes. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2014.

Cortazzi M. Narrative analysis. Lang Teach. 1994;27(3):157–70.

Yuniar Y, Handayani RS. Kepuasan pasien peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan kefarmasian di apotek. J Kefarmasian Indones. 2016;39–48.

Depkes. Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta; 2010.

WHO. How To Investigate Drug use In Health Facilities, Selected Drug use Indicator: Action Programe on Essensiale Drugs. World Health Organization. Geneva; 1993.

Firmansyah D, Dede. Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature Review. J Ilm Pendidik Holistik. 2022;1(2):85–114.

Depkes. Sistem Kesehatan Nasional. Departemen Kesehatan RI. Jakarta; 2009.

Dewi CAK, Athiyah U, Mufarrihah YN. Drug therapy problems pada pasien yang menerima resep polifarmasi. J Farm Komunitas Vol. 2014;1(1):18–23.

Andria KM. Hubungan antara perilaku olahraga, stress dan pola makan dengan tingkat hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. J promkes. 2013;1(2):111–7.

Rambhade S, Chakarborty A, Shrivastava A, Patil UK, Rambhade A. A survey on polypharmacy and use of inappropriate medications. Toxicol Int. 2012;19(1):68.

Hanlan JT, Handler SM, Maher RL, Schmader KE. Textbook of geriatric medicine and gerontology. Edisi ke-7. Amsterdam: Elsevier inc; 2009.

Viktil KK, Blix HS, Moger TA, Reikvam A. Polypharmacy as commonly defined is an indicator of limited value in the assessment of drug‐related problems. Br J Clin Pharmacol. 2007;63(2):187–95.

Hajjar ER, Cafiero AC, Hanlon JT. Polypharmacy in elderly patients. Am J Geriatr Pharmacother. 2007;5(4):345–51.

Setiabudy R, Sulaiman A, Santosa F, Sundoro J, Harinda F. Tinjauan Etika terhadap Praktik Polifarmasi dalam Layanan Kedokteran. J Etika Kedokt Indones. 2020;4(1):33–6.

Rahmawati Y, Sunarti S. Permasalahan Pemberian Obat pada Pasien Geriatri di Ruang Perawatan RSUD Saiful Anwar Malang. J Kedokt Brawijaya. 2014;28(2):141–5.

Amiruddin EE, Septarani A, Iftitah W. Studi tentang Ketersediaan Obat di Puskesmas Meo-Meo Kota Baubau. J Ilm Kesehat. 2019;1(2):60–76.

Bhartiy SS, Shinde M, Nandeshwar S, Tiwari SC. Pattern of prescribing practices in the Madhya Pradesh, India. Kathmandu Univ Med J (KUMJ). 2008;6(1):55–9.

Kaparang PC. Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pengobatan pneumonia anak di instalasi rawat inap RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado periode Januari-Desember 2013. PHARMACON. 2014;3(3).

Djide N. Dasar-dasar mikrobiologi farmasi. Makassar Lemb Pnb Univ Hasanuddin, hal. 2008;340–2.

Maida S, Lestari KAP. Aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. J Pijar MIPA. 2019;14(3):189–91.

Kardela W, Andrajati R, Supardi S. Perbandingan penggunaan obat rasional berdasarkan indikator WHO di puskesmas kecamatan antara kota Depok dan Jakarta Selatan. J Kefarmasian Indones. 2014;91–102.

Angamo MT, Wabe NT, Raju NJ. Assessment of patterns of drug use by using World Health Organization’s prescribing, patient care and health facility indicators in selected health facilities in Southwest Ethiopia. J Appl Pharm Sci. 2011;(Issue):62–6.

Ikawati Z. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan. Yogyakarta Fak Farm UGM, hal. 2006;43–50.

Published

2023-06-30

How to Cite

[1]
M. M. A. . Saputera, A. K. Sari, and N. Ayuchecaria, “Evaluasi Penggunaan Obat di Pusat Kesehatan Masyarakat ‘X’ di Kalimantan Selatan di Tinjau dari Indikator Peresepan Menurut World Health Organization”, JJMS, vol. 5, no. 1, pp. 12–23, Jun. 2023.