https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/issue/feedJURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR2024-06-28T12:39:43+00:00Jurusan Arsitekturjpa@arch.upr.ac.idOpen Journal Systems<p>Architectural Perspective Journal (JPA) is a peer-reviewed and open access journal that publishes original research in architecture and all multidisciplinary disciplines related to Architectural design. The purpose of this journal is to disseminate all progress information in the field of Architecture and contribute to the understanding and development of the world of Architecture education. We are also happy to accept student writing assignments. JPA is published twice a year every June and December. Take part here : <a href="https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/about/submissions" target="_blank" rel="noopener">Link Submission JPA</a></p>https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/ALIF_RIFKY_ALFARIJPERANCANGAN GEDUNG EXHIBITION CENTER DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PARAMETRIK2023-09-05T09:25:25+00:00ALIF RIFKY ALFARIJalif.rifkyalfarij12@gmail.comAve Harysaktialif.rifkyalfarij12@gmail.comGiris Nginialif.rifkyalfarij12@gmail.com<p>Pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan telah menghasilkan dampak ekonomi <br />yang signifikan, terutama di Kalimantan Tengah. Pertumbuhan ekonomi di kota Palangka Raya, <br />Kalimantan Tengah, telah meningkat pesat, didukung oleh sektor pertambangan, perkebunan, <br />dan ekspor barang dan jasa. Selain itu, indeks konsumsi rumah tangga juga mengalami <br />peningkatan. Fenomena ini telah menarik minat pengusaha untuk mengembangkan bisnis mereka <br />di kota ini. Dalam penyelenggaraan berbagai event di Palangka Raya, kekurangan fasilitas <br />pameran menjadi masalah utama. Saat ini, pusat pameran yang digunakan bersifat sementara dan <br />tidak memadai, seperti gedung serbaguna, aula olahraga, atau lapangan dengan tenda-tenda. <br />Selain itu, bentuk bangunan yang kurang menarik juga menjadi perhatian bagi pengusaha dan <br />pengunjung.Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan perancangan Exhibition Center yang <br />fleksibel, baik dalam hal kapasitas maupun penataan ruang. Bangunan ini harus menarik dan <br />memikat pengunjung, bentuk yang terinspirasi dari alam, serta menyediakan fasilitas pendukung <br />lainnya untuk menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara. Penerapan metode <br />Arsitektur Parametrik merupakan pendekatan yang tepat untuk merancang Exhibition Center ini. <br />Metode ini membantu mengatasi kompleksitas perancangan dengan mempertimbangkan <br />berbagai batasan dan kebutuhan. Melalui penelitian dan pengamatan, rancangan ini dihasilkan <br />dengan memadukan konsep Arsitektur Parametrik, yang menghasilkan bangunan yang memenuhi <br />fungsional dan estetika.</p>2024-06-28T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 ALIF RIFKY ALFARIJhttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/YufriAndikaYufriPERANCANGAN KAWASAN WISATA ALAM DALAU BIRU DI DESA TEWANG RANGKANG, KABUPATEN KATINGAN2024-03-03T08:05:01+00:00Yufri Andika Yufriyufriandika392@gmail.comElis Sri Rahayuyufriandika@gmail.comFredyantoni F. Adjiyufriandika@gmail.com<p>Sektor pariwisata berperan cukup penting dalam menunjang pembangunan wilayah karena salah satu yang menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kabupaten Katingan memiliki beberapa destinasi wisata, salah satunya yaitu wisata Danau Biru yang ada di desa Tewang Rangkang. Danau Biru yang ada di Desa Tewang Rangkang merupakan danau yang terbentuk bukan karena hasil aktivitas alam, melainkan karena aktivitas penggalian tanah. Wisata alam Danau Biru ini menyuguhkan pemandangan danau dengan kondisi air yang jernih dan biru. Minimnya sarana rekreasi, sarana dan prasarana, dan kurangnya pemanfaatan potensi alam menyebabkan kurangnya minat pengunjung. Tujuan rancangan wisata alam danau biru untuk menjadikannya tempat rekreasi, wisata edukasi, dan menikmati suasana alam yang sejuk serta udara yang bersih dengan memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, berupa pengumpulan data, analisis, dan sintesis. Kawasan wisata dirancang dengan mengutamakan kelestarian lingkungan alam, menghasilkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan alam, dan pemanfaatan potensi alam sekitar. Berdasarkan masalah tersebut prinsip desain yang memenuhi yaitu Prinsip Arsitektur Ekologis. Prinsip Arsitektur Ekologis yaitu memperhatikan keselarasan dan keharmonisan antara manusia dan lingkungan alam. Arsitektur Ekologis diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menciptakan tempat wisata dengan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata dengan konsep ramah terhadap lingkungan, dengan tetap meperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung yang datang. Hasil perancangan adalah menciptakan tempat wisata yang tetap dapat dinikmati keindahan alamnya, dengan memperhatikan aspek desain yang berkesinambungan dengan alam, menjadi tempat reakreasi, tempat kuliner, oleh-oleh, tempat menginap dengan nuasa alam, dan dapat menampilkan budaya lokal setempat.</p>2024-06-28T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Yufri Andika Yufri, Elis Sri Rahayu, Fredyantoni F. Adjihttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/12456PERANCANGAN RUANG PUBLIK: SLOW LIVING SPACE DI PALANGKA RAYA 2024-03-04T09:31:54+00:00Rasyidah Alwirasyidahalwi07@gmail.comIndrawan Permanarasyidahalwi07@gmail.comAlderina Rosaliarasyidahalwi07@gmail.com<p>Perkembangan kota Palangka Raya yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah di berbagai kegiatan terutama pada kegiatan di tempat-tempat populer menunjukan minat masyarakat terhadap ruang publik. Dari tempat-tempat yang diidentifikasi, kebanyakan merupakan tempat-tempat yang menghadirkan nuansa alam yang tenang dan seimbang di tengah perkotaan. Konsep "<em>s</em><em>low living</em>" diadopsi sebagai solusi untuk menciptakan ruang publik yang responsif, demokratis, dan bermakna. Melalui analisis ini, penulis mengidentifikasi komponen yang diperlukan, seperti area meditasi, cafe dan ruang baca yang terintegrasi dengan alam, serta area makan yang menawarkan makanan sehat sebagai bagian dari gerakan <em>slow food</em>. Namun, harus dipertimbangkan bagaimana menggabungkan kebutuhan akan ruang pribadi yang tenang dengan ekspektasi ruang publik yang ramah dan beragam. Oleh karena itu, teori <em>personal space</em> dari Robert Sommer dan Edward T. Hall diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut dengan cara penghargaan terhadap batasan <em>personal space</em> individu hingga dapat mewadahi lingkungan yang nyaman dan mendukung praktik <em>s</em><em>low living</em>.</p>2024-06-28T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 RasyidahAlwihttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/12704PERANCANGAN KONSERVATORIUM PALANGKA RAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA2024-03-08T04:53:59+00:00Julio Fernandho Unjungjuliofernandho150702@gmail.comSyahroziozi.syah@arch.upr.ac.idNoor Hamidahnoor.hamidah@arch.upr.ac.id<p>Kota Palangka Raya adalah ibu kota provinsi Kalimantan Tengah dan memiliki wilayah administratif yang luas mengalami perkembangan yang cepat pada berbagai bidang, didukung dengan peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Pada bidang pendidikan, perkembangannya melalui pembangunan Perguruan Tinggi sebagai tahap akhir pendidikan formal di Indonesia. Minat musik masyarakat Kota Palangka Raya mengarahkan calon mahasiswa untuk mempelajari musik melalui pendidikan formal di Konservatorium. Koservatorium memenuhi kebutuhan besar calon mahasiswa terhadap musik dan fasilitas yang memadai untuk pembelajaran musik. Konservatorium merupakan sekolah tinggi musik yang memiliki gedung pertunjukan di dalamnya. Konservatorium digunakan sebagai tempat pembelajaran teori maupun praktik musik dan sebagai tempat pertunjukkan musik. Pasti terdapat keraguan masyarakat terhadap Konservatorium sebelum mendapatkan reputasi yang baik, namun Konservatorium dapat dengan segera menyampaikan ‘kehebatannya’ melalui perancangan yang menggunakan pendekatan Arsitektur Metafora. Penelitian ini dilakukan bertujuan menghasilkan rancangan Konservatorium Palangka Raya dengan pendekatan Arsitektur Metafora. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dan menganalisis data hingga didapat kesimpulan penelitian. Hasil penelitian yang telah didapatkan menghasilkan rancangan sebuah bangunan Konservatorium di Kota Palangka Raya dengan penerapan elemen akustik yang menerapkan pendekatan Arsitektur Metafora pada bentuknya sehingga dapat menyampaikan ‘kehebatannya’ kepada pengamat dan pengguna bangunan melalui konsep metafora abstrak berupa suara dan musik.</p>2024-06-28T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Julio Fernandho Unjung, Syahrozi, Noor Hamidahhttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/WULANDWIRAMADHANINGSIHARCHITECTURE FLOATING ON BUILDINGS FOR ADAPTATION TO GLOBAL WARMING2024-06-24T05:03:23+00:00WULAN DWI RAMADHANINGSIHwulanramadhanin@gmail.comNurul Fitria Marinawulanramadhanin@gmail.com<p>The Earth currently needs to be prepared for sea level rise, both the Earth is threatened by the effects of global warming which has been an issue the world has been facing for a long time. One of them is the melting of ice at the Earth's poles, causing sea levels to continue to rise every year or known as Sea Level Rising. The current architecture needs to pay attention to these conditions</p> <p>In an architectural effort to provide solutions in dealing with natural phenomena, several methods are carried out. The initial step is to carry out comparative studies related to the phenomena and solutions that are being carried out. Then it is necessary to design the concept of the floating building</p> <p>Besides design, further efforts need to be made such as the technology used to make it easier for the building to float automatically when sea level rises or floods occur, materials that are able to adapt to sea water where sea water is alkaline.</p>2024-06-28T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 WULAN DWI RAMADHANINGSIH, Nurul Fitria Marina