JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF <p><img src="https://e-journal.upr.ac.id/public/site/images/journal/cover-jtf.png" alt="" width="1275" height="1650" />Penelitian perikanan tropis dari perairan darat dan perairan laut, meliputi manajemen sumberdaya perairan dan sosial ekonomi perikanan, budidaya perikanan, teknologi hasil perikanan dan isu lingkungan perairan</p> Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) en-US JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES 1907-736X KINERJA PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp) YANG DIBERIKAN PAKAN DENGAN CAMPURAN EKSTRAK BATANG PISANG (Musa sp) https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15539 <p>Salah satu kendala dalam budidaya ikan lele (Clarias sp) adalah efisiensi pakan yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan dalam budidaya ikan lele guna meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan yang berujung pada peningkatan produksi dan profit usaha budidaya ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dari suplementasi ekstrak batang pisang terhadap kinerja pertumbuhan ikan lele di kolam tanah gambut tergenang. Pada penelitian ini terdiri dari empat perlakuan, yaitu kontrol (A), ekstrak batang pisang dengan dosis 2% (B), ekstrak batang pisang 4%(C), dan ekstrak batang pisang 6%(D) di campurkan ke dalam pakan dengan ulangan tiga kali. Ikan dengan bobot awal rata-rata 1,25 g ditebar secara acak pada 12 hapa berukuran 1 x 1 x 1 m³ yang dipasang pada kolam tanah dengan kepadatan 40 ekor/hapa. Ikan diberi pakan uji secara ad satation dengan frekuensi dua kali sehari selama 14 hari. Suplementasi Ekstrak batang pisang (perlakuan B) menunjukan nilai rata-rata hasil yang lebih baik pada parameter kinerja pertumbuhan ikan lele, yaitu jumlah konsumsi pakan lebih hemat, laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan lebih tinggi dan rasio konversi pakan lebih rendah dibanding perlakuan lainnya. Suplementasi Ekstrak batang pisang menunjukan pengaruh positif pada jumlah konsumsi pakan (165g), laju pertummbuhan bobot harian(8,21g/hari), laju pertumbuhan spesifik (12,31%/hari), efisiensi pakan(69,85), yang ditunjukan dengan nilai rasio konversi pakan (1,43)</p> Ricky Djauhari Ahmad Rizali Mohamad Rozik Rosita Rosita Shinta Sylvia Monalisa Muhamad Noor Yasin Copyright (c) 2024 JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-06 2024-09-06 19 2 01 06 10.36873/jtf.v19i2.15539 KONSENTRASI MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI PUJON DI DESA PUJON KABUPATEN KAPUASA https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15540 <p>Kegiatan pertambangan emas tradisional yang masih menggunakan metode almagamnasi dengan memanfaatkan merkuri (Hg)&nbsp; sebagai bahan pemisah biji emas dari logam/mineral lain. Penggunaan Merkuri dan Timbal langsung dilaksanakan di lokasi, setelah itu limbah tailing yang dibuang ke sungai tanpa proses pengolahan yang lebih lanjut sehingga berpotensi mencemari di perairan sungai dan ekosistem perairan sekitarnya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode purposive sampling. Analisis sampel merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) pada air dan sedimen AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) parameter kualitas air in situ dan ex situ. Jumlah&nbsp; 3 stasiun pada 3 titik. Pengawetan sampel air menggunakan asam nitrat sampel air mengacu pada SNI sedangkan pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan alat ekman grab dan di dingingkan dengan es batu. Data dianalisis menggunakan MS.Excel 2021 dengan membandingkan data dengan beberapa standar baku mutu yang telah ditetapkan. Hasil Penelitian yang dilakukan pada tiga stasiun pengambilan sampel menunjukan konsentrasi Hg memiliki nilai yang sama yaitu 0.000075 mg/l. Konsentrasi Hg ketiga stasiun tersebut masih belum melewati standar ambang PP. No.22 Tahun 2021. Pada sedimen konsentrasi Hg stasiun 1 sebesar 0.0015 mg/kg, stasiun 2 sebesar 0.0024 mg/kg dan stasiun 3 sebesar 0.0012 mg/kg. ketiga stasiun tersebut belum melewati batas yang telah ditetapkan oleh <em>US EPA 2017.</em> Konsentrasi&nbsp; Pb dalam air yang terdapat pada stasiun 1 sebesar 0.006 mg/l, stasiun 2 sebesar 0.0064 mg/l dan stasiun 3 sebesar 0.0066 mg/l. ketiga stasiun tersebut telah melewati ambang batas PP. No.22 Tahun 2021. Konsentrasi Pb Pada Sedimen pada stasiun 1 sebesar 23,341 mg/kg, stasiun 2 sebesar 22,948 mg/kg dan stasin 3 sebesar 19,765 mg/kg. ketiga stasiun tersebut belum melewati batas ambang yang telah ditetapkan oleh <em>US EPA 2017. </em>Parameter kualitas pH bekisar antara 5,2-6,5 dan suhu berkisar antara 30<sup>o</sup>-34<sup>o</sup>.</p> Adinda Karnia Dewi Edison Harteman Yuli Ruthena Copyright (c) 2024 JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-06 2024-09-06 19 2 07 15 10.36873/jtf.v19i2.15540 EFISIENSI SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN IKAN KAPAR (Belontia hasselti) DI KELURAHAN KERENG BANGKIRAIA https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15541 <p>Ikan kapar merupakan salah satu jenis ikan berukuran kecil yang ditemukan di perairan anak-anak sungai dan rawa gambut. Ikan kapar memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dalam penjualannya sebagai ikan konsumsi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran serta efisiensi pemasaran ikan kapar di Kelurahan Kereng Bangkirai. Teknik pengambilan sampel responden nelayan menggunakan metode purposive sampling dan rumus slovin. Untuk menentukan responden pedagang digunakan metode snowball sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis margin pemasaran serta analisis farmes’s share dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran ikan kapar di Kelurahan Kereng Bangkirai terdapat tiga tipe saluran yakni saluran I: nelayan menjual ikan kapar ke pedagang pengumpul kemudian pedagang pengecer lalu konsumen. Saluran II: nelayan menjual ikan kapar langsung dengan konsumen. Saluran III: nelayan menjual ikan ke pedagang pengecer kemudian ke konsumen. Berdasarkan analisis margin pemasaran pada saluran I terjadi margin sebesar Rp.18.000/kg, pada saluran II tidak terdapat margin karena tidak melibatkan lembaga perantara. Pada saluran III yaitu sebesar Rp.10.000/kg. Nilai farmer’s share pada saluran I yaitu 48,6% dan nilai efisiensi pemasaran sebesar 6,04%. Pada saluran II nilai farmer’s share yakni 100% dan efisiensi pemasaran sebesar 3,17%. Pada saluran III nilai farmer’s share yaitu 71,43% serta&nbsp; nilai efisiensi pemasaran sebesar 4,14%.</p> Desi Rafita Nur Aziza Yuli Ruthena Budhi Ardani Anang Najamuddin Copyright (c) 2024 JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-06 2024-09-06 19 2 15 24 10.36873/jtf.v19i2.15541 PADAT TEBAR YANG BERBEDA BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN MEDIA BIOFLOK BUDIDAYA IKAN DALAM EMBER (BUDIKDAMBER) https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15562 <p>Upaya peningkatan produksi ikan Lele tersebut dapat dilakukan dengan cara budidaya intensif, yakni dengan padat penebaran tinggi, Teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kualitas air dalam akuakultur, aplikasi teknologi bioflok berperan dalam perbaikan kualitas air, peningkatan biosekuriti, peningkatan produktivitas, peningkatan efisiensi pakan serta penurunan biaya produksi melalui penurunan biaya pakan. Selain teknologi bioflok, inovasi teknologi budikdamber diharapkan mampu memberikan soslusi untuk budidaya dilahan sempit. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui padat penebran berbeda benih ikan Lele Dumbo (Clarias garieinus) budidaya dalam ember (BUDIKDAMBER). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan meliputi perlakuan A (3 ekor/l), perlakuan B ( 4 ekor/l), perlakuan C (5 ekor/l). Parameter pengamatan selama pemeliharaan ini yaitu, pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak , laju pertumbuhan relatif, Survival rate, Food convetion ratio, Padatan flok, dan pengukuran kualitas air sebagai penunjang hasil penelitian ini yaitu suhu (ºC), derajat keasaman (pH), DO, CO2, TAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa padat penebaran yang berbeda pada benih ikan Lele Dumbo yaitu perlakuan A (3 ekor/l) dengan hasil survival rate namun tidak mempengaruhi pada pertumbuhan bobot mutlak, panjang mutlak, laju pertumbuhan relatif.</p> Yoga Irfan Makruf Murod Candra Wirabakti Noor Syarifuddin Yusuf Uras Tantulo Copyright (c) 2024 JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-09 2024-09-09 19 2 25 32 10.36873/jtf.v19i2.15562 PREVALENSI, INTENSITAS DAN DOMINASI EKTOPARASIT PADA USAHA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15563 <p>Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui prevalensi, intesitas, dan dominasi ektoparasit pada usaha budidaya ikan nila (<em>Oreochromis niloticus</em>) dan mengetahui kualitas air di Kelurahan Pahandut Seberang, Kota Palangka raya.&nbsp; Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan serok kemudian ditampung pada plastik packing yang berisi air bersih dan oksigen. Selanjutnya sampel ikan nila tersebut di bawa ke Laboratorium Penguji Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palangka Raya untuk dilakukan identifikasi parasit. Penelitian ini di rencakankan selama satu bulan sejak 15 Desember 2023 - 15 Januari 2024. Pengambilan sampel dilakukan di tiga pengusaha pembudidaya ikan nila (<em>Orechromis niloticus</em>) di Pahandut Seberang, Kota Palangkaraya. 3 tempat statsiun pengambilan sampel di urut kan dari pembudidaya Pahandut Seberang bagian hulu sebagai stasiun I, Pahandut Seberang bagian Tengah sebagai stasiun II dan Pahandut Seberang bagian Hilir sebagai stasiun 3. Hasil pengamatan terhadap 60 ekor ikan nila pada sampel dari stasiun 1, 2, dan 3 di keramba Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya yang digunakan dalam penelitian menunjukkan tidak adanya ektoparasit pada organ tubuhnya. Tidak ditemukannya Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit pada Ikan Nila di Keramba Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya karena tidak ditemukannya Parasit. Rata-rata suhu pada Stasiun I (Hulu) ada pada 28,27⁰C, Stasiun II (Tengah) 28,50⁰C sementara pada Stasiun III (Hilir) 27,60⁰C sehingga suhu tesebut dikategorikan masih aman untuk budidaya ikan nila. pH pada Stasiun I (Hulu) ada pada 5,22. Stasiun II (Tengah) 6,33 sementara pada Stasiun III (Hilir) 5,89 dimana nilai ini menunjukkan nilai pH yang didapatkan cocok untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Rata-rata DO&nbsp; pada Stasiun I (Hulu) ada pada 4,87. Stasiun II (Tengah) 4,52 sementara pada Stasiun III (Hilir) 5,93 yang mana angka tersebut masih layak untuk budidaya ikan nila</p> Try Novia Ningsih Naibaho Maryani Maryani Mohammad Rozik Rosita Rosita Muhamad Noor Yasin Copyright (c) 2024 JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-09 2024-09-09 19 2 33 39 10.36873/jtf.v19i2.15563 PREVALENSI, INTENSITAS DAN DOMINASI PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus) YANG DI PELIHARA DALAM KARAMBA DI KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15564 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahun jenis parasit yang menginfeksi ikan baung serta mengetahui tingkat prevalensi, intensitas dan dominasi parasit pada ikan baung dalam karamba di kelurahan Pahandut Sebrang Kota Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yaitu stasiun I di bagian hulu, stasiun II bagian tengah dan stasiun III bagian hilir, sampel ikan Baung sejumlah 30 ekor&nbsp; dimana 10 ekor pada stasiun I, 10 ekor pada stasiun II dan 10 ekor pada stasiun III&nbsp; diambil dari dalam karamba di kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya dan pemeriksaan parasit dilakukan di Balai Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palangka Raya. Hasil pemeriksaan ektoparasit ditemukan 1 jenis ektoparasit yaitu <em>Dactylogyrus</em> sp dengan organ target insang dimana pada stasiun I jumlah parasit 6 ekor, stasiun II 8 ekor dan stasiun III 16 ekor. Nilai prevalensi paling tinggi ditemukan pada Stasiun III sebesar 20% dengan krtiteria infeksi sering dan yang paling rendah prevalensinya pada stasiun I dan II sebesar 10% dan nilai Intensitas paling tinggi ditemukan pada Stasiun II dan III sebesar 6 Ind/ekor dengan krtiteria infeksi sedang dan paling rendah pada stasun I. Hasil pemeriksaan endoparasit pada ikan baung tidak ditemukan endoparasit sehingga nilai prevalensi 0%, intensitas 0% dan dominasi 0%. Hasil pengukuran kualitas air yaitu suhu, kecerahan, kedalaman, TDS, pH dan DO pada stasiun I, II dan III masih dalam keadaan optimal untuk budidaya ikan baung.&nbsp;</p> Mesy Novita Br Tarigan Rosita Rosita Muhamad Noor Yasin Ricky Djauhari Uras Tantulo Copyright (c) 2024 JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-09 2024-09-09 19 2 40 46 10.36873/jtf.v19i2.15564 PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT PADA IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) YANG DI PELIHARA DALAM KARAMBA DI KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JTF/article/view/15561 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ektoparasit, prevalensi dan intensitas ektoparasit ikan bawal pada karamba di Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Februari - 29 Maret selama 3 minggu. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yaitu stasiun I, II dan III hilir yang dilakukan dengan interval 1 Pengambilan sampel ikan dilakukan setiap hari dalam 5 hari kerja&nbsp; dengan jumlah sampel ikan seharisebanyak 3 ekor selama 20 hari sehingga jumlah ikan selama penelitian berjumlah 60 ekor. Sampel ikan yang diambil di bawa dalam keadaan hidup dengan menggunakan box ke Laboratorium UPT Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah untuk diperiksa ektoparasitnya. Hasil identifikasi ditemukan ektoparasit dimana prevalensi ikan bawal Prevalensi 38,33 % dan Intensitas 1,21 %. Organ sasaran yang diperiksa adalah insang, permukaan tubuh dan sirip. Hasil pengukuran kualitas air yaitu suhu, pH, DO, kecerahan dan kedalaman masih optimal untuk budidaya ikan bawal. suhu pada stasiun 1 rata-rata 27,6℃ stasiun II dengan rata-rata 28,4℃ dan stasiun III dengan rata-rata 27,4℃. Kecerahan pada stasiun I rata-rata 11,21 cm, stasiun II rata-rata 11 cm dan stasiun III rata-rata 12 cm serta pH pada stasiun I rata-rata 6,16, pada stasiun II rata-rata 6,15 dan pada stasiun III dengan rata-rata 6,11.</p> Jumriyah Jumriyah Rosita Rosita Muhamad Noor Yasin Maryani Maryani Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-09-09 2024-09-09 19 2 47 53 10.36873/jtf.v19i2.15561