https://e-journal.upr.ac.id/index.php/bohr/issue/feedBohr: Jurnal Cendekia Kimia2024-10-25T07:56:15+00:00Dewan Editorial Bohrbohr@upr.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Bohr: Jurnal Cendekia Kimia </strong>adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya. Secara berkala jurnal ini akan diterbitkan setahun dua kali yaitu pada bulan September dan Februari. Artikel yang selaras dengan tema utama <strong>Bohr </strong>adalah hasil penelitian, review, dan komunikasi singkat dalam bidang ilmu kimia serta penerapannya.</p>https://e-journal.upr.ac.id/index.php/bohr/article/view/10893Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Zn(II) dengan Ligan-Ligan Organik: Review2023-09-07T11:43:21+00:00Dimas Pramuditadimasd799141@gmail.comTina Sugiyanitinaprg7@gmail.comRiandy Putrariandy@mipa.upr.ac.id<p class="KataKuncidanAbstrak"><span lang="EN-US">Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan antara ion logam sebagai atom pusat dan ligan organik sebagai atom donor PEB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa topik penelitian dibidang senyawa kompleks logam Zn(II) dengan menggunakan metode literature review. Sintesis senyawa kompleks menggunakan logam Zn(II) dengan berbagai ligan-ligan organik seperti katekin, 8-Hidroksikuinolin, Schiff base, BNBP, dan EDTA akan menghasilkan warna yang unik. Kristal yang terbentuk dengan ligan 8-Hidroksikuinolin akan menghasilkan endapan berwarna kuning terang, ligan Schiff base menghasilkan kristal yang berwarna cokelat, ligan BNBP diperoleh padatan berwarna kuning kehijauan, dan ligan EDTA menghasilkan kristal berwarna putih keruh. Karakterisasi terbentuknya senyawa kompleks dapat dibuktikan melalui pergeseran serapan gugus fungsional dalam spektrum FTIR yang menandakan adanya ikatan antara ion logam Zn(II) dengan ligan.</span></p>2024-09-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Bohr: Jurnal Cendekia Kimiahttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/bohr/article/view/13186Review: Pemanfaatan Membran Zeolit dan Metal-Organic Frameworks (MOFs) dalam Pemisahan Karbon Dioksida2024-10-25T07:56:15+00:00Eka Miranda Silabanekamirandasilaban@gmail.comNi Wayan Septia Sametriwayanseptia65@gmail.comRiandy Putrariandy@mipa.upr.ac.id<p class="KataKuncidanAbstrak"><span lang="EN-US">Teknologi membran yang menggunakan zeolit dan MOFs telah terbukti memiliki selektivitas yang tinggi dalam pemisahan CO<sub>2</sub> dari campuran gas. Dalam review artikel ini, kami melakukan tinjauan literatur tentang penggunaan kedua teknologi tersebut dalam pemisahan gas CO<sub>2</sub>. Kami menyoroti penelitian terbaru yang menunjukkan kemampuan zeolit dalam meningkatkan selektivitas membran terhadap CO<sub>2</sub> dan integrasi MOFs dalam membran untuk meningkatkan kinerja pemisahan gas. Metodologi penelitian pada tinjauan literatur ini menggunakan data sekunder dari penelitian-penelitian terdahulu. Hasil tinjauan ini menunjukkan bahwa kedua teknologi tersebut memiliki potensi besar dalam pemisahan gas CO<sub>2</sub> dan menjadi solusi yang efektif untuk tantangan lingkungan yang terkait dengan gas CO<sub>2</sub>. Tinjauan ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang potensi zeolit dan MOFs dalam pemisahan gas CO<sub>2</sub>, serta pentingnya pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini untuk mengatasi perubahan iklim.</span></p>2024-09-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Bohr: Jurnal Cendekia Kimiahttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/bohr/article/view/16672Perkembangan Pemanfaatan Material Organologam Sebagai Katalis Dalam Pembuatan Biodiesel2024-10-25T07:10:58+00:00Akhmad Damsyikadamsyik@chem.upr.ac.idWita Amelia Nataliawita@gmail.comPuja Ipah2ipahdonk@gmail.comNova Pebrianiperbirani@gmail.comFlorens Br Siringo-ringoflroens@gmail.comMarvin Horale Pasaribumarvin.pasaribu@mipa.upr.ac.id<p>Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan energi di berbagai bidang kehidupan terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Sumber minyak bumi semakin menipis dan isu lingkungan semakin mendapat perhatian global. Hal ini mendorong upaya mencari bahan bakar alternatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewan yang diproduksi melalui reaksi transesterifikasi atau esterifikasi dengan alkohol rantai pendek. Reaksi ini membutuhkan katalis untuk mempercepat laju reaksi dan meningkatkan yield biodiesel. Katalis yang digunakan dapat berupa katalis homogen atau heterogen, yang dapat berupa senyawa organologam. Senyawa organologam telah berperan penting dalam sintesis organik. Katalis berperan signifikan dalam transesterifikasi minyak nabati. Berbagai contoh senyawa organologam yang digunakan sebagai katalis pada produksi biodiesel seperti Organometallic Complexes of Tin, Nickel (II) complexes, dan Zinc Carboxylate Metal. Artikel review ini mengulas berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai sintesis, karakterisasi, dan aplikasi senyawa organologam sebagai katalis dalam produksi biodiesel, serta tantangan dan prospek pengembangan senyawa organologam sebagai katalis dalam produksi biodiesel</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Bohr: Jurnal Cendekia Kimiahttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/bohr/article/view/16648Adsorpsi Zat Warna Metil Jingga oleh Karbon Aktif dari Apu-Apu (Salvinia molesta): Kesetimbangan dan Termodinamika2024-10-24T08:57:15+00:00Lidya Tesalonikalidyatesalonika22@gmail.comMuhammad Hasanul Haqmuhhasanulhaq@mhs.mipa.upr.ac.idRisfa Aliya Al-Hadialiyarisfa@gmail.comMarvin Horale Pasaribumarvin.pasaribu@mipa.upr.ac.id<p>Tanaman apu-apu (Salvinia molesta) merupakan tumbuhan paku yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan dapat mengganggu ekosistem perairan. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kesetimbangan dan termodinamika adsorpsi zat warna metil jingga oleh karbon aktif dari tanaman apu-apu. Penelitian ini dilakukan dengan mengaktifkan karbon aktif dari tanaman apu-apu dengan konsentrasi basa NaOH 0,5 M dan 1 M. Uji termodinamika-kesetimbangan adsorpsi dilakukan dengan mereaksikan karbon aktif dengan metil jingga pada variasi konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100, dan 120 ppm menggunakan metode batch. Konsentrasi akhir analit dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses adsorpsi mengikuti model isoterm Freundlich, dengan nilai R2 sebesar 0,932 untuk konsentrasi NaOH 0,5 M dan 0,9714 untuk konsentrasi NaOH 1 M. Energi bebas Gibbs yang diperoleh sebesar 9,89 kJ/mol dan 15,3620 kJ/mol. Tetapan kesetimbangan adsorpsi yang diperoleh yaitu 5,386×10-3 mg/g dan 2,086×10-3 mg/g untuk adsorben karbon aktif teraktivasi NaOH 0,5 M dan 1 M berturut-turut. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses adsorpsi zat warna metil jingga oleh karbon aktif dari tanaman apu-apu merupakan jenis adsorpsi fisika.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Bohr: Jurnal Cendekia Kimiahttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/bohr/article/view/12822Sintesis Zeolit dari Abu Layang sebagai Media Lepas Lambat Senyawa Kalium 2024-03-04T06:45:48+00:00Yohana M. Nababanyohanamnababan7@gmail.comLilis Rosmainarlilisrosmainar@mipa.upr.ac.idStevin Carolius Anggastevin@mipa.upr.ac.id<table style="height: 590px;" width="526"> <tbody> <tr> <td width="378"> <p>Abu layang merupakan salah satu limbah anorganik yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk mensintesis zeolit. Abu layang yang diperoleh dari PLTU Kalimantan Tengah dianalisis dengan menggunakan X-Ray fluorescence (XRF) agar diketahui kandungan silika (SiO<sub>2</sub>) dan alumina (Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub>). Sintesis zeolit dari abu layang batubara dilakukan dengan metode hidrotermal. Aktivasi dilakukan pada abu layang dengan cara direfluks menggunakan HCl dengan konsentrasi 1 M. Proses peleburan dilakukan dengan menambahkan NaOH ke dalam abu layang aktivasi dengan perbandingan 1:1 dan di-furnace dengan suhu 550<sup>o</sup>C selama 1 jam selanjutnya disintesis dengan menambahkan natrium aluminat ke dalam leburan dan di-<em>stirrer</em> dengan suhu ruangan selama 12 jam kemudian dihidrotermal dalam autoklaf dengan suhu 100<sup>o</sup>C selama 24 jam. Zeolit yang disintesis dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF), <em>Fourier Transform Infrared Spectroscopy</em> (FTIR) dan <em>X-Ray Diffractometer</em> (XRD). Hasil XRF menunjukkan bahwa intensitas SiO<sub>2</sub> dan Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub> lebih besar dari senyawa lainnya, sedangkan hasil FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi dan jenis vibrasi antar atom dalam zeolit dan hasil XRD pada zeolit ini adalah tipe zeolit A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kinerja zeolit dalam mengadsorpsi senyawa kalium yang ditinjau dari parameter konsentrasi optimum. Zeolit yang dihasilkan mampu menyerap senyawa kalium dari larutan KCl sebesar 97,3398% dan uji desorpsi dengan larutan asam sitrat dan akuades lebih dominan akuades dalam proses desorpsi (<em>slow release</em>).</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-10-25T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Bohr: Jurnal Cendekia Kimia