Journal of Biotropical Research and Nature Technology

Uji Karakteristik Biokimia Kandungan Protein Total Ampas Organik Ecoenzyme

2023-06-15T00:40:57+00:00

Organic waste can be utilized to become ecoenyme. Ecoenzyme is the result of organic waste baskets such as kitchen waste which are not valuable into environmentally friendly enzymes that are very useful. Ecoenzyme is a complex solution produced by a basket of fresh organic waste (fresh fruits and vegetables), brown sugar or molasses and water. Ecoenzymes are organic compounds. The liquid produced by heating ecoenzyme can be used as a disinfectant and hand sanitizer, in the health sector ecoenzyme can be used as an infection and allergy reliever in children and to heal wounds. Apart from the liquid which has many benefits, the dregs resulting from cooling ecoenzyme can also be used in agriculture as organic fertilizer. At this time the agricultural sector still uses a lot of inorganic fertilizers (chemical fertilizers), excessive application of inorganic fertilizers can cause physical, chemical and biological damage to the soil. Will have an impact on plant metabolism. The use of ecoenzyme waste can be an environmentally friendly fertilizer solution. The research method used was descriptive research with the aim of obtaining total protein content from ecoenzyme waste. The method used is the Warburgh Christian method. The result of measuring the total protein content of dry ecoenzyme dregs was 0.050 mg/ml. Protein contains amino acids that can be used for plant growth (structural function) and enzymes (metabolic function). This amino acid can increase the amount of chlorophyll in plants, increase photosynthetic activity, and promote root growth. Amino acids can also regulate stomata optimally by controlling plant transpiration and increasing the reduction of carbon dioxide which will be converted into carbohydrates.

Studi Morfologi Famili Cyprinidae Di Kawasan Sungai Rungan dan Kahayan Kalimantan Tengah Indonesia

2023-11-17T12:19:24+00:00

Cyprinidae is a group of freshwater fish families that has more than 2,420 species that are widespread throughout the world, especially in Central Kalimantan, Indonesia. Wide distribution and the presence of geographic barriers are thought to have an impact on morphological variations in species of the Cyprinidae family. In this study we will provide information on morphological characters on three species of the Cyprinidae family (Osteocillus vittatus, Barbonymus schwanenfeldii, Labiobarbus ocellatus) originating from Central Kalimantan. Data was taken from 3 locations originating from the Kahayan and Rungan river basins, Central Kalimantan. Morphometric measurements were carried out on 14 characters which included total length, head length, tail peduncle length, head length in front of the eyes, standard length, caudal fin length, tail peduncle height, dorsal fin height, body width, eye width and mouth opening width and meristrik in 5 characters which include the number of dorsal fin rays, cloacal fins, ventral fins, pectoral fins and caudal fins. Data analysis was carried out using the Principal Component Analysis (PCA) approach using PAST software. Based on the analysis results, it shows that the three species are morphometrically significantly separated based on the characters that have been measured. This is shown by the location of the species in each quadrant because they have significant differences in character. However, every individual in each species is in the same quadrant because they have similar characters.

Keanekaragaman Terumbu Karang di Pantai Tiga Warna Kawasan Clungup Mangrove Conservation (CMC) Kabupaten Malang

2024-02-09T10:27:09+00:00

Coral reefs, as ecosystems that are crucial for the life of various marine biota, are formed by polyps and limestone skeletons produced by marine biota. This study aims to identify the types of coral reefs and assess the value of diversity at Tiga Warna Beach, Clungup Mangrove Conservation (CMC) area, Malang Regency. Carried out in July to August 2023, coral reef observations used the Underwater Photo Transect method, then the data were analysed with a coral reef identification book. Ten coral reef species were identified, including Acropora humilis, Acropora digitifera, Acropora palifera, Podabacia crustacea, Goniastrea retiformis, Echinopora lamellosa, Monstastrea annuligera, Goniastrea aspera, Pocillopora verrucosa, and Shymphyllia radians. The Shannon-Wiener Diversity Index (H') value obtained was 2.047, indicating the level of coral reef diversity is included in the medium category. This research provides important insights into biodiversity in the Tiga Warna Beach coral reef ecosystem, as well as contributing to conservation and environmental management efforts in the region.

Keanekaragaman Jenis Mangga (Mangifera spp.) di Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah

2023-10-31T08:58:02+00:00

Kalimantan adalah salah satu pusat keanekaagaman jenis mangga (Mangifera spp.) di Indonesia. Aktivitas antropogenik dan pembukaan lahan agrikultur di Kalimantan Tengah termasuk di Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas dikhawatirkan dapat mengancam keanekaragaman hayati tumbuh-tumbuhan Mangifera spp. di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangga (Mangifera spp.) di Tumbang Talaken Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode jelajah dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel tumbuhan mangga dikoleksi, didokumentasi dan diidentifikasi berdasarkan karakter morfologinya. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penjelajahan ditemukan total 103 individu pohon mangga di Tumbang Talaken yang tersebar di pekarangan rumah warga sebanyak 76 individu dan di hutan alami sebanyak 27 individu. Hasil identifikasi diperoleh 10 jenis mangga yaitu Mangifera applanata (Lipis), Mangifera caesia (Binjai), M. casturi (Kasturi), M. foetida (Asem gayung), M. indica (Mangga), M. laurina (Hampalam), M. odorata (Kwini), M. pajang (Asem pangi), Mangifera similis (Rarawa) dan Mangifera torquenda (Asem puter).

Identifikasi Makrozoobentos Di Sungai Ireng-Ireng Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

2024-02-06T16:00:45+00:00

Makrozoobentos adalah organisme akuatik yang menetap di dasar perairan, menempel di batuan, dan dapat menjadi bioindikator kualitas suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis makrozoobentos di Sungai Ireng-Ireng Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling menggunakan tiga stasiun dengan tiga kali ulangan. Data disajikan dalam bentuk tabel. Sampel diambil menggunakan surber net dengan ukuran mata jaring 1x1 mm pada plot berukuran 1x1 m². Hasil penelitian didapatkan 94 spesimen yang terdiri dari 7 ordo, 10 famili dan 10 genus makrozoobentos yaitu Simulium, Agathon, Trichocera, Macrelmis, Callibaetis, Glossiphonia, Hirudo, Parlesta, Polycentropus, dan Tubifex. Genus yang paling banyak ditemukan adalah genus Glossiphonia sebanyak 43 spesimen.

Diversitas Vegetasi Riparian: Upaya Pelestarian Ekosistem Perairan Danau Buatan Air Batu Banyuasin, Sumatera Selatan

2024-02-16T09:16:10+00:00

Danau dibentuk oleh banyak proses diantaranya akibat proses erosi hingga galian tambang. Riparian adalah area konservasi yang harus mempertahankan vegetasi aslinya agar tetap terjaga dan tidak rusak oleh aktivitas ilegal manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat peranan riparian terhadap vegetasi danau buatan dan menganalisis vegetasi riparian di daerah danau buatan. Pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik transek garis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi di danau buatan Air Batu berupa Stenotaphrum secundatum 2 jenis, Lophatherum gracile 40 jenis, Murcurialis annua 2 jenis, Mimosa pudica 12 jenis, Glactia 3 jenis, Macroptilium atropurpureum 13 jenis, Melastoma malabathricum 11 jenis, Acacia mangium Willd 1 jenis, Selaginella denticulate 1 jenis, Dicranopteris linearis 2 jenis dan Hemarthria altissima 16 jenis. Kelimpahan jenis secara berurutan paling tinggi dimiliki oleh rumput bambu (Lophatherum gracile) 3,076923 rumput limpo (Hemarthria altissima) 1,230769, siratro (Macroptilium atropurpureum) 1,
putri malu (Mimosa pudica) 0,923077, senggani (Melastoma malabathricum) 0,846154, kacang polong liar (Glactia) 0,230769, steno (Stenotaphrum second atum) 0,153846, merkuri atau jarang (Murcurialis annua) 0,153846, resam (Dicranopteris linearis) 0,153846, paku rawa (Selaginella denticulate) 0,076923 akasia (Acacia mangium Willd) 0,076923. Indeks diversitas riparian danau buatan Air Batu tergolong ke dalam kategori rendah, dengan nilai 0,356983. Berdasarkan hasil, kelimpahan paling tinggi dimiliki oleh rumput bambu (Lophatherum gracile) sedangkan kelimpahan paling rendah dimiliki oleh paku rawa (Selaginella denticulate) dan akasia (Acacia mangium Willd).

Potensi Bioakumulasi Logam Berat Ikan Sungai Konsumsi Sebagai Ancaman Bagi Kesehatan Masyarakat Kalimantan: Review

2024-03-05T08:11:55+00:00

Kalimantan dengan daerah yang memiliki banyak aliran sungai menjadikan ikan sungai sebagai menu makanan khas dan identitas penamaan daerah. Sektor perikanan tangkap juga terjadi hamper di seluruh bagian sungai. Faktor keterikatan dan kebutuhan masyarakat terhadap ikan sungai konsumsi menjadikan kualitas dari komoditi ini perlu diperhatikan dalam mendukung tradisi, kesejahteraan dan kesehatan pangan masyarakat kalimantan. Tujuan dari kajian literatur ini untuk memberikan gambaran serta informasi komprehensif mengenai penurunan kualitas ikan sungai konsumsi juga menunjukkan perkembangan resiko terhadap kesehatan masyarakat kalimantan. Metode yang digunakan ialah kajian literatur mengenai potensi penyebab dan bioakumulasi pada ikan sungai konsumsi serta resiko kesehatan yang ditimbulkan. Basis data yang digunakan yakni artikel atau e-book terbitan tahun 2013-2024 melalui Google Scholar, Sinta, Research Gate, dan Science Direct yang memberikan informasi terbaharukan mengenai kasus yang berkaitan dengan “cemaran sungai”, “logam berat”, “bioakumulasi”, “resiko kesehatan” dan “kalimantan”. Hasil riset menunjukkan sebagian besar perairan sungai di Kalimantan tercemar logam berat diatas baku mutu standar dan sangat berpotensi terjadi bioakumulasi pada ikan sungai konsumsi ditandai dengan konsentrasi logam berat dan kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan terutama pada ikan hasil tangkapan di DAS dengan faktor pencemar. Bioakumulasi dapat menyebabkan kerusakan fisiologis yang disebabkan oleh pemindahan dan akumulasi melalui rantai makanan sehingga sangat beresiko pada kesehatan manusia sebagai puncak rantai makanan dengan indikasi kerusakan pada berbagai sistem organ hingga memicu penyakit kronis dan kanker. Penelitian mengenai permasalahan ini di Kalimantan cenderung terbatas mengingat banyaknya aliran sungai, ragam jenis ikan serta variasi faktor pencemar maka dari itu perlu dilakukan penelitian dan upaya pencegahan lebih lanjut.