Journal of Biotropical Research and Nature Technology https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo <p style="text-align: justify;"><em><strong>Journal of Biotropical Research and Nature Technology</strong></em> <span lang="EN-US"> (<strong>J.Biotropica. Res. Nat. Technol.</strong>) is an open access, peer-reviewed journal dedicated to the publication of novel research concerned with the advancement of Biodiversity studies of Wetland tropical. It publishes original research articles, short communication, reviews or results of case study and projects base learning (PJBL) on the following subjects: (</span><span lang="EN-US">Studies on Biodiversity, </span><span lang="EN-US">Ecological Wetland; and </span><span lang="EN-US">Studies Potential Biology)</span></p> Prodi Biologi FMIPA Universitas Palangka Raya en-US Journal of Biotropical Research and Nature Technology 2964-0431 <div>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</div> <div> <ol> <li>Authors retain copyright and acknowledge that the Journal of Multidisciplinary Applied Natural Science is the first publisher, licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 (CC BY-SA)</a>.</li> <li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.</li> <li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges and earlier and greater citation of published work.</li> </ol> </div> Biostimulation of Indigenous Fungi with Agung Banana Semeru Lumajang Peel Extract in Reducing Ammonia Levels https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo/article/view/15640 <p><em>Indonesia is the second rubber producer in the world, in its processing rubber produces liquid waste that contains quite high ammonia levels. This study aims to provide an alternative solution to the problem of water pollution due to ammonia in rubber industry liquid waste using a bioremediation process with a simple bioreactor. This study used indigenous fungi treatment of 4% and banana peel extract of 0%, 5%, and 10%. This study studies the potential of indigenous fungi with banana peel extract nutrients to reduce ammonia levels in water. The parameter measured is the level of ammonia in the water in the bioreactor. The results showed that indigenous fungi with banana peel extract nutrients had an effect on ammonia parameters. Treatment with a concentration of indigenous fungi 4% and banana peel extract 10% had a significant effect on reducing ammonia levels. The more indigenous fungi inoculum and banana extract used, the more effective it is in reducing ammonia in water. </em></p> Dwi Nur Rikhma Sari Septarini Dian Anitasari Firda Sukma Nadifa Copyright (c) 2024 Dwi Nur Rikhma Sari, Septarini Dian Anitasari, Firda Sukma Nadifa https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-10-11 2024-10-11 3 1 1 8 10.36873/borneo.v3i1.15640 Penambahan Pelet Trichoderma harzianum dalam Produksi Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Tempe untuk Pertumbuhan Brassica juncea L. https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo/article/view/13495 <p><em>Tempeh waste is obtained from the tempeh processing cycle in the form of liquid waste. This waste contains protein, fat, carbohydrates, and water. The nutrient content contained in the waste can be utilized by microorganisms for making POC. Effective Microorganisms (EM4) is one of the strong activators used for making POC. Trichoderma harzianum is known as a decomposer that can improve compost quality and soil structure. This study aims to determine whether the POC produced affects the growth of Brassica juncea L. The experiment used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments, namely P0 (control), P1 (60 ml/L), P2 (120 ml/L) and P3 (180 ml/L). with a total of 24 experimental units. Analysis of NPK and C-Organic nutrient content showed Nitrogen = 0.20%, P = 0.060%, K = 0.24%, Organic C = 1.43%. P3 dose (180 ml/L) is the best dose in mustard green growth which includes observations of plant height, number of leaflets, leaf width, leaf area, mustard wet weight and mustard dry weight.</em></p> Ike Apriani Nabela Arinda Putri Awalul Fatiqin Ra Hoetary Tirta Amellia Riri Novita Sunarti Copyright (c) 2024 Ike Apriani, Nabela Arinda Putri, Awalul Fatiqin, Riri Novita Sunarti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-10-14 2024-10-14 3 1 9 16 10.36873/borneo.v3i1.13495 Pengaruh Ekstrak Daun Mangrove B. gymnorrhiza Terhadap Pemulihan Pankreas dan Penyembuhan Ulkus Mencit Diabetes https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo/article/view/16239 <p><strong><em>­­­­</em></strong><em>Hiperglikemia dapat menyebabkan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) yang memperparah kerusakan sel β pankreas. Luka fisik yang dialami oleh penderita hiperglikemia dapat berkembang menjadi ulkus diabetikum. Sel fibroblas merupakan sel yang bertanggung jawab dalam mengembalikan struktur dan fungsi pada jaringan ulkus. Bruguiera gymnorrhiza diketahui memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antiinflamasi, sehingga berpotensi membantu pemulihan sel β pankreas serta penyembuhan ulkus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun B. gymnorrhiza terhadap pemulihan sel β pankreas dan penyembuhan ulkus pada mencit diabetes. Percobaan dilakukan pada 24 ekor mencit dibagi menjadi enam kelompok dengan empat pengulangan, meliputi kontrol normal (KN), kontrol negatif (K-), dosis I (42 mg/kg BB), dosis II (84 mg/kg BB), dosis III (126 mg/kg BB), dan kontrol positif (KP). Mencit pada kelompok selain KN diinduksi aloksan sebanyak 2,5 mg/kg BB. Analisis skoring kerusakan sel β pankreas dan jumlah sel fibroblas pada ulkus dilakukan menggunakan uji statistic Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun B. gymnorrhiza secara signifikan mempengaruhi pemulihan sel β pankreas (p&lt;0,05) dan meningkatkan jumlah sel fibroblas pada jaringan ulkus (p&lt;0,05), dengan efek paling optimal terlihat pada dosis II (84 mg/kg BB) dan dosis III (126 mg/kg BB). Dosis optimal ini menghasilkan pemulihan yang signifikan baik dalam pemulihan pankreas maupun dalam peningkatan jumlah fibroblas, yang berperan penting dalam penyembuhan ulkus. Dengan demikian, ekstrak daun B. gymnorrhiza memiliki potensi sebagai bahan obat herbal yang efektif untuk pemulihan pankreas dan penyembuhan ulkus diabetikum.</em></p> Erlix Rakhmad Purnama Jannatul Makwa Yusril Virda Muttaqien Copyright (c) 2024 Erlix Purnama, Jannatul Makwa , Yusril Virda Muttaqien https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-10-21 2024-10-21 3 1 17 30 10.36873/borneo.v3i1.16239 Etnobotani dan Pengelolaan Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia sp.) oleh Suku Dayak Ngaju di Desa Rangan Surai, Kabupaten Katingan https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo/article/view/16682 <p><em>Keanekaragaman jenis tumbuhan di wilayah Kalimantan Tengah merupakan sumber daya alam hayati yang perlu dipertahankan salah satu diantaranya adalah tumbuhan sarang semut (Myrmecodia sp.) karena tumbuhan tersebut memiliki potensi sebagai obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan dan pengelolaan tumbuhan sarang semut di Desa Rangan Surai, Kecamatan Marikit, Kabupaten Katingan. Metode penelitian dengan menggunakan metode campuran (Embedded mixed method) yang bersifat deskriptif eksploratif, pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan sampel di lapangan menggunakan teknik snowball sampling dengan cara wawancara. Penelitian ini dilakukan terhadap partisipan Suku Dayak Ngaju sebanyak 25 informan yang berasal dari Desa Rangan Surai Kabupaten Katingan. Hasil data yang diambil meliputi pemanfaatan dan pengelolaan tumbuhan sarang semut di Desa Rangan Surai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan sarang semut masih dimanfaatkan oleh Suku Dayak Ngaju di Desa Rangan Surai sebagai obat tradisional. Tumbuhan sarang semut dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti asam lambung 32%, rematik 24%, pemulihan setelah melahirkan 16%, tumor 16%, maag 12%, asma 12%, asam urat 8%, TBC 8%, penyakit gula 8%, dan penyakit kuning 8%. Hasil analisis Informan Agreement Ratio (IAR) sebesar 0,74 atau 74% informan yang diwawancarai menyatakan setuju bahwa tumbuhan sarang semut memiliki manfaat dalam kehidupan sebagai tumbuhan obat. Pengelolaan secara ex-situ tumbuhan sarang semut yang telah diambil dari habitat asalnya dilakukan penanaman kembali anakan tumbuhan sarang semut dengan menempelkannya di pohon yang berada di sekitar rumah penduduk. Sedangkan pengelolaan secara in-situ tumbuhan sarang semut dilakukan dengan dibiarkan tumbuh alami di habitatnya.</em></p> Sri Wahyunia Siti Sunariyati Widya Krestina Copyright (c) 2024 Sri Wahyunia, Siti Sunariyati, Widya Krestina https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-11-01 2024-11-01 3 1 31 39 10.36873/borneo.v3i1.16682 Factors Influencing the Attitudes of Rice Farmers in Langrod County towards Organic Agriculture https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo/article/view/16887 <p><em>This research seeks to answer these questions, what are the attitudes of rice farmers in the field of organic farming and what factors influence their attitudes. The statistical population consisted of 500 rice farmers from three mainly rice-growing villages of Langrod county, Gilan province, and the sample size was 211. To select this sample size, simple random sampling was used. The data was collected through a questionnaire. Its face validity was based on a survey of expert opinions. To determine the reliability of the measurement tool, face-to-face interviews were conducted with a sample of 30 people outside of the main sample, and the calculated Cronbach's alpha coefficients confirmed the research tool. Descriptive statistics, correlation tests, and factor analysis were used in SPSS 22 software to analyze the data. Deviation distance from the mean method was used to group the attitudes of rice farmers. The results showed that 18% of the respondents have a negative attitude towards organic agriculture, about 70% have a somewhat positive attitude, and about 12% have a completely positive attitude, and the attitude of the surveyed farmers is influenced by the factors of caring for nature and preserving the soil fertility, the quality and quantity of agricultural products, the value and importance of rural landscapes, traditionalism, the desire to preserve past customs and traditions, and the impact of personal experiences which account for 19.60, 11.44, 9.25, 9.06 and 8.98 percent of the explained variance, respectively.</em></p> Fatemeh Askari Bozayeh Shahab Nobakht Haghighi Hanif Amrulloh Hamed Kioumarsi Seyed Mohammadreza Mahdavian Copyright (c) 2024 Fatemeh Askari Bozayeh, Shahab Nobakht Haghighi, Hanif Amrulloh, Hamed Kioumarsi, Seyed Mohammadreza Mahdavian https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-11-16 2024-11-16 3 1 40 52 10.36873/borneo.v3i1.16887 Karakteristik Sarang Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus wurmbii) di Hutan Rawa Gambut CIMTROP Universitas Palangka Raya Kalimantan Tengah https://e-journal.upr.ac.id/index.php/borneo/article/view/16737 <p>Populasi Orangutan harus ditingkatkan untuk mencegah kepunahan dengan menyediakan habitat yang sesuai untuk kelangsungan hidup dan reproduksi. Perlu dilakukan pemantauan keberhasilan peningkatan populasi orangutan dengan pendekatan survei sarang. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan karakteristik sarang orangutan pada di LAHG CIMTROP sebagai indikator kondisi habitat Orangutan di hutan rawa gambut. Penelitian ini termasuk dalam penelitian project based learning, pengambilan data dilakukan selama 2 hari dimulai dari tanggal 17-18 Februari 2023. Penelitian ini dilaksanakan di LAHG CIMTROP Universitas Palangkaraya, Taman Nasional Sebangau, Provinsi Kalimantan Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari pohon sarang orangutan pada plot sampel seluas 1 ha. Setiap pohon sarang yang ditemukan diidentifikasi, meliputi: tinggi pohon, tinggi sarang, tinggi bebas cabang serta posisi dan jenis sarang. Koordinat juga diambil untuk melihat pola persebaran pohon sarang dan jarak antar pohon sarang. Hasil pengamatan pohon tempat bersarang Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) menunjukkan pohon yang paling banyak bersarang adalah Mahang (Macaranga hypoleuca), puak (Artacarpus anisophyllus), ubar (Syzygium sp.) dan Bangan (Ervatamia macrocarpa). Hasil pengamatan posisi sarang orangutan yang paling banyak ditemukan adalah posisi 1 (48%) sedangkan tipe sarang yang paling banyak dijumpai adalah tipe sarang C (37.03%). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui persebaran orangutan Kalimantan di LAHG CIMTROP Universitas Palangka Raya Kalimantan Tengah.</p> Erisdo Ariweis Purba Aldo Jean Andara Mona Rizka Hasanah Copyright (c) 2024 Erisdo Ariweis Purba, Aldo Jean Andara, Mona, Rizka Hasanah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-11-28 2024-11-28 3 1 53 60 10.36873/borneo.v3i1.16737