https://e-journal.upr.ac.id/index.php/pdhp/issue/feedJurnal Bimbingan dan Konseling Pandohop2026-03-01T00:00:00+00:00Romiaty, S.Psi.,M.Pd.,Psikologpandohop@upr.ac.idOpen Journal Systems<div style="border: 3px #FF1617 Dashed; padding: 10px; background-color: #fbf7e6; text-align: left;"> <ol> <li><strong>Journal Title</strong>: <a href="https://e-journal.upr.ac.id/index.php/pdhp">Jurnal Bimbingan dan Konseling Pandohop</a></li> <li><strong>Initials</strong>: JBKP</li> <li><strong>Frequency</strong>: Maret dan September</li> <li><strong>Online ISSN</strong>: 2775-5509</li> <li><strong>Editor in Chief</strong>: Romiaty, S.Psi.,M.Pd.,Psikolog</li> <li><strong>DOI</strong>: 10.37304</li> <li><strong>Publisher</strong>: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya</li> <li><strong>Sinta Indeks</strong>: <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/11847">https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/11847</a></li> <li><strong>Terakreditasi</strong>: SINTA 5</li> </ol> </div> <div> </div> <div> <p><strong>JBKP</strong> (Jurnal Bimbingan dan Konseling Pandohop) adalah jurnal ilmiah yang mempublikasikan karya-karya di bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan konseling sekolah, konseling karir, dan konseling pendidikan tinggi. Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Palangkaraya, dan berfokus pada penelitian dan pengembangan dalam bidang bimbingan dan konseling di sekolah serta lembaga pendidikan lainnya.</p> <p>Sebagai wadah akademis, <strong>JBKP</strong> menyediakan kesempatan bagi para akademisi untuk menyumbangkan artikel ilmiah dalam ranah konseling sekolah, konseling karir, dan konseling pendidikan tinggi, yang akan dipublikasikan secara online. Dengan dukungan jaringan internet, jurnal ini memperluas akses terhadap informasi dan pengetahuan berbasis penelitian yang bermanfaat.</p> <p>Jurnal <strong>JBKP</strong> terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September, dan tersedia dalam bentuk cetak serta digital. Setiap edisi menyajikan beragam artikel pendidikan yang ditulis oleh penulis dari berbagai latar belakang akademik. Jurnal ini bekerja sama dengan editor-editor lokal dari beberapa universitas yang bertugas melakukan tinjauan terhadap setiap artikel sebelum dipublikasikan, untuk memastikan kualitas dan relevansi penelitian.</p> <p>Setiap artikel atau makalah yang diterbitkan di jurnal <strong>JBKP</strong> diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling.</p> </div>https://e-journal.upr.ac.id/index.php/pdhp/article/view/20310Augmenting Human Connection: A Systematic Review Of Artificial Intelligence In Counseling Practices, Ethics, And Cultural Adaptation2025-05-06T03:14:41+00:00Paul Arjantopaul.arjanto@lecturer.unpatti.ac.idIzak Jakobis Makuluaijakobism455@gmail.comPrisca Diantra Sampepriscadiantrapsi@gmail.comNeleke Huliselannelekehuliselan@gmail.comRusnawati Ellisrusnawatiellis@gmail.com<p>The global mental health crisis, intensified by the COVID-19 pandemic, has highlighted significant gaps in access to psychological services, particularly in underserved and low-resource settings. Artificial Intelligence (AI) has emerged as a transformative tool in counseling, offering scalable, personalized, and cost-effective solutions such as chatbot-assisted therapy, affective computing, and AI-driven counselor training. However, its rapid adoption raises ethical and cultural challenges related to empathy, human connection, and algorithmic bias. This study analyzes how AI technologies—specifically chatbots, Natural Language Processing (NLP), and predictive analytics—are applied in counseling practices, focusing on their benefits, limitations, and ethical implications. It also proposes a strategic framework for responsible AI integration across individual, educational, and community counseling contexts. Employing a Systematic Literature Review (SLR) with an integrative qualitative approach, 60 peer-reviewed articles published between 2019 and 2025 were examined. Data were categorized into six themes: chatbot-based therapy, diagnostic tools, counselor education, client perceptions, cultural adaptability, and ethical governance. Findings reveal that while AI performs well in structured tasks such as CBT exercises, mood tracking, and initial assessments, it falls short in addressing complex relational needs like trauma, empathy, and cultural nuance. AI-simulated clients benefit counselor training but risk over-standardizing interpersonal skills. Client trust and satisfaction vary by age, digital literacy, and cultural context. Ethical concerns—such as data privacy, informed consent, and emotional manipulation—are prevalent. This study concludes that AI should complement, not replace, human counseling. It contributes a multidisciplinary synthesis and emphasizes the need for culturally sensitive AI systems, long-term outcome research, and explainable AI (XAI) frameworks for transparency and accountability.</p>2025-07-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Paul Arjanto, Izak Jakobis Makulua, Prisca Diantra Sampe, Neleke Huliselan, Rusnawati Ellishttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/pdhp/article/view/18801Peningkatan Kepercayaan Diri dan Pengurangan Kecemasan Masa Depan melalui Konseling Eksistensial: Studi Kasus Kualitatif pada Mahasiswa2025-01-07T05:44:22+00:00Wiryo Nuryonowiryo.nuryono@unesa.ac.idDevi Ratnasarideviratnasari@unesa.ac.idDhiya Khofifahfifafif548@gmail.comTalitha Hasnabila Firjatullahtalitha@gmail.com<p>Kepercayaan diri merupakan aspek penting dalam kesejahteraan psikologis, namun sering terganggu oleh ketakutan akan masa depan, terutama pada mahasiswa yang sedang membentuk identitas diri. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi efektivitas konseling eksistensial dalam meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan masa depan pada mahasiswa yang mengalami krisis identitas akibat tekanan akademik, sosial, dan intrafamilial. Penelitian menggunakan desain studi kasus kualitatif dengan satu partisipan yang dipilih secara purposif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi proses konseling, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis isi untuk mengidentifikasi tema terkait perubahan perilaku, regulasi emosi, dan keberanian bertindak autentik. Hasil menunjukkan tiga temuan utama: (1) rendahnya kepercayaan diri dipicu perbandingan sosial negatif, khususnya intrafamilial, dan ekspektasi orang tua yang tinggi; (2) konseling eksistensial membantu mengendalikan pikiran negatif, memperkuat kesadaran nilai personal, serta meningkatkan regulasi emosi; (3) konseli menjadi lebih berani mengambil keputusan sesuai nilai pribadi dan menolak tekanan eksternal. Penelitian ini menyoroti perbandingan intrafamilial sebagai faktor jarang dibahas dalam literatur serta menunjukkan efektivitas intervensi hanya dalam lima sesi. Kesimpulannya, konseling eksistensial efektif membantu mahasiswa menghadapi ketidakpastian hidup dengan sikap optimis, autentik, dan percaya diri. Secara praktis, pendekatan ini direkomendasikan untuk mahasiswa yang mengalami krisis kepercayaan diri akibat tekanan akademik dan sosial-budaya.</p>2025-08-03T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Wiryo Nuryono, Devi Ratnasari, Dhiya Khofifah, Talitha Hasnabila Fhttps://e-journal.upr.ac.id/index.php/pdhp/article/view/21143Integrasi Nilai Budaya Jawa Dalam Strategi Konseling Multibudaya Untuk Mengembangkan Sikap Peserta Didik 2025-06-09T05:58:33+00:00Gatis Sri Harsantik24011355015@mhs.unesa.ac.idAri Khusumadewiarikhusumadewi@unesa.ac.id<p>Keberagaman budaya di Indonesia menuntut pendekatan pendidikan yang inklusif dan adaptif, termasuk dalam layanan bimbingan dan konseling. Konseling multibudaya menjadi strategi penting untuk membantu peserta didik memahami, menghargai, dan berinteraksi secara harmonis dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Penelitian ini bertujuan menganalisis integrasi nilai-nilai budaya Jawa dalam strategi konseling multibudaya guna memperkuat sikap toleransi peserta didik. Penelitian menggunakan metode studi pustaka (<em>library research</em>) dengan analisis isi terhadap buku, artikel ilmiah, dan hasil penelitian relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa lima nilai utama budaya Jawa <em>rukun</em> (harmoni), <em>tepa selira</em> (empati), <em>gotong royong</em> (kerja sama), <em>sabar</em> dan <em>eling</em> (pengendalian diri dan kesadaran), serta <em>adil</em> (keadilan) berpotensi memperkuat efektivitas layanan konseling, terutama dalam penyelesaian konflik antar siswa. Kajian ini juga mengidentifikasi tiga model pelatihan konseling multibudaya yang relevan, yaitu Multicultural Action Project (MAP), KIPAS, dan Hipotetik, yang dapat diadaptasi untuk membangun kompetensi multikultural konselor. Kesimpulannya, integrasi nilai-nilai budaya Jawa ke dalam konseling multibudaya dapat menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan berkarakter, sekaligus memperkuat kapasitas konselor dalam memberikan layanan yang peka budaya.</p>2025-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2026 Gatis Sri Harsantik, Ari Khusumadewi