DIVERSITAS MAKROINVERTEBRATA DI TUMBUHAN AIR PADA KOLAM TANAH GAMBUT DI UPT. LABORATORIUM LAHAN GAMBUT UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Keywords:
Diversitas Makroinvertebrata, Tumbuhan Air, Kolam Tanah GambutAbstract
Tujuan penelitin ini untuk mengetahui diversitas makroinvertebrata yang hidup di tumbuhan air pada kolam tanah gambut di UPT. Laboratorium Lahan Gambut Universitas Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan moteda purposive sampling dengan tujuan tertentu, dimana lokasi yang dianggap penting dan mewakili sampel yang diambil sehingga mempunya sifat yang sama. Pengukuran kualitas air dan pengambilan makroinvertebrata ditentukan pada 3 (tiga) kolam yaitu kolam 1, 3 dan 5 yang terdapat tumbuhan airnya. Pengukuran kualitas air parameter fisika (suhu, kekeruhan dan kedalaman) dan kimia (derajat keasaman dan oksigen terlarut) dilakukan secara in-situ, sedangkan untuk sampel makroinvertebrata dibawa dan analisa di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 42 jenis makroinvertebrata yang berasal dari 3 phylum, 11 ordo dan 21 famili. Komposisi dan persentase makroinvertebrata pada setiap kolam di dominasi oleh ordo Diptera dari famili Chironomdae ini diduga karena organisme ini menyukai tempat hidup pada tumbuhan air. Nilai kualitas air parameter fisika dan kimia pada kolam tanah gambut selama masa pengamatan masih tergolong normal untuk mendukung kehidupan makroinvertebrata air. Jika dibandingkan dengan BMA Per Gub Nomor 27 Tahun 2021 dan PP Nomor 22 Tahun 2021 kualitas air tersebut tergolong dalam kelas IV. Tumbuhan air yang ditemukan selama masa pengamatan yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes), kiambang (Salvinia molesta) dan rumput katak (Limnobium sp.). Diversitas makroinvertebrata seperti kepadatan termasuk dalam kategori melimpah karena banyak jenis yang ditemukan sedangkan untuk keanekaragaman dan keseragaman termasuk dalam kategori sedang dan dominasi mendekati 0 yang berarti tidak ada jenis makroinvertebrata yang mendominasi pada tanah kolam gambut. Analisis PCA menunjukkan nilai kepadatan dan keanekaragaman makroinvertebrata hingga kualitas air (kekeruhan dan pH) membentuk sudut sempit atau siku-siku 90o dengan arah yang sama, sehingga memiliki korelasi yang kuat atau positif. Ini berarti semakin tinggi nilai kualitas air pH dan kekeruhan maka nilai kepadatan dan keanekaragaman akan ikut tinggi maupun sebaliknya jika nilai pH dan kekeruhan rendah maka nilai kepadatan dan keanekaragaman akan ikut rendah.