About the Journal

Jurnal Sosiologi merupakan media komunikasi ilmiah kajian Ilmu Sosial, Ilmu Politik, dan kajian Ilmu Budaya yang telah memiliki e-ISSN 2776-0758dan ISSN 2239-2274Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun yakni pada bulan Maret dan Oktober serta diedarkan sebagai bahan publikasi Jurnal ini bertujuan sebagai sarana untuk memfasilitasi diskusi akademis baik itu Dosen ataupun Mahasiswa  mengenai isu-isu yang relevan secara Sosiologis sebagai media penyebaran informasi Ilmiah berupa publikasi untuk bidang pengembangan, konsep dan kajian teoritis, Karya tulis ilmiah, hasil penelitian, resensi buku, review, dan termasuk isu-isu aktual yang relevan dalam bidang Sosiologi, Politik dan Ilmu Budaya seperti Kritik sosial dalam hubungan masyarakat dan korporasi, Budaya dan masyarakat adat, Konflik dan integrasi, Masyarakat pluralisme, Politik multikultur, Gender dan feminisme dan Lingkungan. 

Url Jurnal : https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JSOS

Indek Jurnal : https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/29864

Current Issue

Vol. 6 No. 1 (2023): REALITAS MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN

Masyarakat adalah kondisi dinamis dimana perubahan adalah kenyataan yang selalu akan
ada. Oleh sebab itu realitas masyarakai itu adalah relitas perubahan itu sendiri, tidak hanya dalam
konsep perubahan material semata-mata tetapi juga imanterial. Hari ini masyarakat dibelahan
mana saja berjuang kalau tidak ingin disebut bertempur dengan perubahan itu. Perubahan itu
terkait dengan perubahan kondisi, beserta dengan konsep, ideologi, perspektif bahkan nilai-nilai
yang ada di dalamnya. Anak muda identik “menggilai” perubahan itu, mereka tidak hanya
dengan sengaja terhisap dalam perubahan itu, tetapi bergerak menjadi agen perubahan itu.
Beberapa diantaranya berada dalam realitas berjuang untuk mempertahankan diri, beberapa yang
giat dalam menyetarakan diri dengan perubahan itu, sementara yang lainnya secara individual.
Artikel pertama ditulis oleh Fresky Edo Atriska, dkk dengan judul “Strategi
Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengembangkan Pariwisata dan Kebudayaan Di Desa
Senduro” memaparkan tentang perubahan eksistensi kebudayaan berhadapan dengan
pengembangan pariwisata di Desa Senduro, Kabupaten Lumajang. Bahwa pariwasata pada satu
sisi menjadi tantangan bagi tradisi dan identitas budaya masyarakat, tetapi pada sisi yang lain
terdapat keinginan untuk mempertahankan identitas kebudayaan menjadi objek pariwisata. Hasil
dari penelitian memperlihatkan bahawa masyarakat desa mengembangkan identitas mereka
supaya dikenal dan dapat dinikmati banyak orang. Rekomendasi penelitian ini bahwa kerjasama
masyarakat desa dengan pemerintah supaya “mengeksiskan” kebudayaan menjadi pariwisata.
Pada bagian ini penelitian ini perlu menelaah secara kritis kemungkinan alienasi masyarakat desa
terhadap kebudayaan ketika ia berubah menjadi objek wisata.
Artikel kedua yang ditulis oleh Fivi Ananda Amellya Putri, dkk dengan judul “Dibalik
Eksotisme Gili Ketapang (Studi Dokumentasi di Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumber Asih,
Kabupaten Probolinggo)” Kajian ini memberikan gambaran tentang perubahan aspek lingkungan
dalam pengembangan pariwisata di Daerag Gili Ketapang, Jawa Timur. Bahwa terdapat situasi
yang problematika dalam pengembangan sektor pariwisata khususnya aspek lingkungan.
Sampah dan kematian kambing akibat mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi sampah
menjadi persoalan yang menarik untuk diperdalam. Selain aktivitas ekonomi masyarakat dan
pengerukan pasir pantai yang menyebabkan rusaknya terumbu karang dan menyusutnya ukuran
pantai. Penelitian ini perlu secara kritis memberi telaah kritis pada agensi masyarakat yang seolah
acuh tak acuh pada tujuan pembangunan pariwisata sebagai tindakan rasionalisasi.

Artikel ketiga ditulis oleh Yunita Pratiwi, dkk dengan judul “Konstruksi Sosial
Masyarakat Dan Mahasiswa tentang Maraknya Kriminalitas Begal Payudara Ketintang Surabaya
Tulisan ini memulai keprihatinan akan perubahan perilaku anak muda di jalan raya perkotaan
terkait pelecehan seksual. Keprihatinan tentang jumlah kasus pelecehan seksual yang meningkat
baik pada ranah lokal dan ranah privat, secara khusus begal payudara Ketintang Surabaya.
Perilaku pelaku ada kaitannya dengan pemahaman gender yang timpang dalam budaya patriarki,
dimana kekuasaan utama dipegang oleh laki-laki, dan perempuan dianggap lebih lemah.
Konstruksi gender yang seperti ini mendorong maraknya kriminalitas dan kekerasan seksual
begal payudara yang merugikan korban secara psikis (trauma) untuk waktu yang sangat panjang.
Penelitian ini perlu secara kritis untuk memberikan kontruksi secara komprehensif partisipasi
masyarakat bagi perlindungan korban dan membentuk agensi untuk menolak bentuk kekerasan
terhadap perempuan di lingkungannya.
Artikel keempat ditulis oleh Ardi Nasrullah Farikhi tentang “Analisis Semiotika John
Fiske Tentang Cyberbullying Pada Remaja Dalam Film Unfriended”. Tulisan ini menelaah
bagaimana perubahan nilai, konsep dan ideologis pada perilaku remaja masa kini. Perubahan ini
disoroti melalui film Unfriended yang memperlihatkan cyberbully menjadi “hiburan” di
kalangan remaja. Film unfriended yang diproduksi oleh Blumhouse Production yang bekerja sama dengan Bazelevs. Secara semiotik film ini berisi kritik sosial terhadap cyberbully atau
perundungan siber di kalangan remaja sebagai masalah sosial yang cukup serius. Kekerasan dan
kekejaman yang tidak disadari, menjadi tontonan dan hiburan yang kejam yang menimbulkan
banyak korban, tetapi belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat secara umum. Penelitian ini
perlu secara kritis menganalisa perubahan perilaku yang masiv di kalangan remaja, terkait
dengan pentingnya aktor remaja menunjukkan eksistensi dirinya di dunia maya.
Artikel terkahir ditulis oleh Juli Natalia Silalahi, dkk dengan judul “Dinamika Sosial
Masyarakat Kawasan Food Estate (Studi Masyarakat Desa Anjir Sarapat Baru, Kapuas Timur,
Kabupaten Kapuas)”. Tulisan ini menelaah perubahan sosial dan lingkungan yang terjadi akibat
pembangunan pertanian skala nasional food estate pada masyarakat petani di Anjir Sarapat Kuala
Kapuas. Tulisan ini berisi kritik terhadap program food estate (2020) sebagai pencerminan
tindakan rasionalitas instrumental menurut Habermas, yang berorientasi pada pertumbuhan
produksi. Pada Desa Anjir Serapat Baru, dinyatakan dalam bentuk bantuan bibit, pupuk, dan
kapur, yang justru berdampak pada panen. Secara emansipatoris tulisan ini menilai bahwa
kondisi ini sebagai program ini lemah dalam pemahaman karakteristik pertanian setempat.
Artikel ini perlu menelaah secara kritis pertumbungan kemandirian pangan dapat dicapai oleh
masyarakat desa sebelum dan sesudah program food estate.
Selamat membaca seluruh artikel dalam volume ini, karena semua artikel menarik dan
menyoroti bagaimana masyarakat berubah.

Palangka Raya, 30 Maret 2023
Ketua Dewan Redaksi
Evi Nurleni

Published: 2023-05-08
View All Issues