Proses Torefaksi Dengan Metode Batch Untuk Meningkatkan Nilai Kalor Tandan Kosong Kelapa Sawit
Abstrak
Abstrak
Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia, yang menghasilkan limbah biomassa yang melimpah. Produksi minyak sawit tahun 2018 di Indonesia sebesar 34,94 juta ton dengan hasil samping berupa tandan kosong (23%), mesokarp serat (12%), dan cangkang sawit (5%). Cangkang inti sawit merupakan biomassa potensial yang dapat meningkatkan kualitas sebagai bahan bakar padat melalui proses termokimia. Pemanfaatan limbah hasil industri kelapa sawit menjadi bahan bakar dengan modifikasi termokimia dapat menjadi salah satu solusi untuk membuat nilai tambah dari limbah tersebut. Torefaksi adalah salah satunya proses termokimia yang saat ini digunakan untuk meningkatkan kualitas biomassa. Metode yang biasa digunakan untuk proses torefaksi di laboratorium adalah metode batch. Namun, metode ini memiliki kelemahan ketika kapasitas ditingkatkan membuat penurunan kualitas bahan bakar yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, kualitas cangkang sawit torefaksi dari batch luas permukaan internal dibandingkan dengan torrefaksi batch yang di modifikasi. Torefaksi proses dilakukan pada suhu 275° C, dengan waktu 30 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa torefaksi dari metode batch yang dimodifikasi memiliki nilai kalor yang lebih baik, dan dekat dengan bahan bakar.
Abstract
Indonesia is the largest producer and exporter of palm oil in the world, which produces abundant biomass waste. Palm oil production in 2018 in Indonesia was 34.94 million tons with by-products in the form of empty fruit bunches (23%), fiber mesocarp (12%), and palm shells (5%). Palm kernel shell is a potential biomass that can improve its quality as a solid fuel through a thermochemical process. Utilization of waste from the palm oil industry into fuel with thermochemical modifications can be one solution to create added value from the waste. Torrefaction is one of the thermochemical processes currently used to improve the quality of biomass. The method commonly used for the torrefaction process in the laboratory is the batch method. However, this method has a disadvantage when the capacity is increased, resulting in a decrease in the quality of the resulting fuel. In this study, the quality of the torrefaction palm shells of the internal surface area batch was compared with the torrefaction of the modified batch. Torrefaction process was carried out at a temperature of 275°C, with a time of 30 minutes. The results show that the torrefaction of the modified batch method has a better calorific value, and is close to that of the fuel
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Versi
- 2022-09-28 (3)
- 2022-09-27 (2)
- 2022-09-27 (1)