NAGA DINA, NAGA SASI, NAGA TAHUN SEBUAH IDENTITAS, PETUNGAN DAN PANTANGAN DALAM KEARIFAN LOKAL KEPERCAYAAN MASYARAKAT JAWA DI TENGAH GLOBALISASI

Authors

  • Asri Sundar Fakultas Ilmu Budaya
  • Asrumi Fakultas Ilmu Budaya
  • Ita Rahmania Kusumawati Fakultas Ilmu Budaya

DOI:

https://doi.org/10.37304/enggang.v3i1.7810

Keywords:

Naga Dina, Naga Sasi, Naga Tahun, Petungan, Pantangan, Globalisasi.

Abstract

Penelitian ini menitikberatkan pada suatu bentuk petungan yang disebut Naga dina, Naga sasi, Naga tahun dan telah menjadi petungan dan pantangan masyarakat Jawa dalam melaksanakan ritual hajatan. Kepercayaan dalam petungan ini suatu identitas masyarakat Jawa dan merupakan ciri khas, gambaran perilaku nilai-nilai simbol-simbol budaya yang sangat berfungsi dalam suatu ritual seperti ritual perkawinan, ritual mendirikan rumah,yang mana bentuk ritual tersebut harus memperhatikan petungan yakni Naga Dina (perhitungan hari), Naga Sasi (perhitungan bulan), Naga Tahun (perhitungan tahun). Bentuk tersebut dari masa ke masa sangat komunikatif dan sangat dipercaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan subyek penelitian ditentukan secara purposive. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yakni para masyarakat tradisional dan sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri para masyarakat modern. Penelitian ini dilakukan karena pada kenyataan di lapangan, masyarakat tetap memegang teguh petungan dalam melaksanakan hajatan dan suatu pantangan yang harus dihindari, walaupun mereka banyak beralih ke teknologi modernisasi. Pada kenyataannya dalam era globalisasi ini masyarakat Jawa tetap mempertahankannya oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali dan menginfentarisasi dan selanjutnya untuk melestarikan agar bentuk kearifan lokal tersebut tetap berkembang.Penelitian ini menitikberatkan pada suatu bentuk petungan yang disebut Naga dina, Naga sasi, Naga tahun dan telah menjadi petungan dan pantangan masyarakat Jawa dalam melaksanakan ritual hajatan. Kepercayaan dalam petungan ini suatu identitas masyarakat Jawa dan merupakan ciri khas, gambaran perilaku nilai-nilai simbol-simbol budaya yang sangat berfungsi dalam suatu ritual seperti ritual perkawinan, ritual mendirikan rumah,yang mana bentuk ritual tersebut harus memperhatikan petungan yakni Naga Dina (perhitungan hari), Naga Sasi (perhitungan bulan), Naga Tahun (perhitungan tahun). Bentuk tersebut dari masa ke masa sangat komunikatif dan sangat dipercaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan subyek penelitian ditentukan secara purposive. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yakni para masyarakat tradisional dan sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri para masyarakat modern. Penelitian ini dilakukan karena pada kenyataan di lapangan, masyarakat tetap memegang teguh petungan dalam melaksanakan hajatan dan suatu pantangan yang harus dihindari, walaupun mereka banyak beralih ke teknologi modernisasi. Pada kenyataannya dalam era globalisasi ini masyarakat Jawa tetap mempertahankannya oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali dan menginfentarisasi dan selanjutnya untuk melestarikan agar bentuk kearifan lokal tersebut tetap berkembang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Clifford Geertz, 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Doyle Paul Johnson, 1986. Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. Jakarta: Gramedia.

Diman, P. (2020). Nyanyian Adat Masyarakat Dayak Maanyan: Suatu Pendekatan Hermeneutika. Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 1(1), 40-56.

Endraswara, S. (2022). Teori Sastra Terbaru Perspektif Transdisipliner. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 122-250.

Fathurahman, 2017. Filologi Indonesia: Teori Dan Metode. Jakarta: Kencana Geertz, 1992. Politik Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

George Ritzer, 1996. Modern Sociological Theory. Hill Companies Inc. New York: The Mc- Graw.

Koentjoroningrat, 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta: universitas Indonesia.

Laurer Robert H., 1989. Prospektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rieneka Cipta.

Misnawati, M. (2022). Teori Ekopuitika untuk Penelitian Sastra Lisan. Drestanta Pelita Indonesia Press.

Misnawati, M., Poerwadi, P., Nurachmana, A., Veniaty, S., Lestariningtyas, S. R., Christy, N. A., ... & Rahmawati, S. (2022). The Ekopuitika Theory. International Journal of Education and Literature, 1(1), 54-62.

Misnawati, M., Maysani, D., Diman, P., & Perdana, I. (2022). Keindahan Bunyi Sebagai Identitas Kultural Masyarakat Dayak Maanyan Dalam Sastra Lisan Tumet Leut. Drestanta Pelita Indonesia Press.

Mudjanattistomo, 1977. Widyaparwa 13: Babad Clereng. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

Tomas Wijaya B., 1995. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sundari, 1996. Ruwat Sebuah Upacara Tradisional Jawa. Laporan Penelitian Universitas Jember.

Sundari, 1984. “Tinjauan Serat Kancil Amongsastra”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sundari, 2003. “Upacara Ruwatan Anak Sukerta Dalam Masyarakat Jawa Di Kabupaten Jember (Suatu Studi Perubahan Makna Simbolik)”. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Usop, L. S. (2020). Peran Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Ngaju untuk Melestarikan Pahewan (Hutan suci) di Kalimantan Tengah. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 1(1), 89-95.

Downloads

Published

2022-12-05

How to Cite

Asri Sundar, Asrumi, & Ita Rahmania Kusumawati. (2022). NAGA DINA, NAGA SASI, NAGA TAHUN SEBUAH IDENTITAS, PETUNGAN DAN PANTANGAN DALAM KEARIFAN LOKAL KEPERCAYAAN MASYARAKAT JAWA DI TENGAH GLOBALISASI. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 3(1), 12–20. https://doi.org/10.37304/enggang.v3i1.7810