Manajemen pelatihan guru Sekolah Dasar untuk meningkatkan kompetensi profesional di Kabupaten Seruyan
DOI:
https://doi.org/10.37304/jem.v2i2.2939Keywords:
Manajemen pelatihan, guru, kompetensi profesionalAbstract
Pelatihan memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru untuk peningkatan kompetensi profesional yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini fokus pada manajemen pelatihan guru sekolah dasar dalam peningkatan kompetensi profesional di Kabupaten Seruyan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi manajemen pelatihan guru sekolah dasar dalam peningkatan kompetensi profesional di Kabupaten Seruyan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dimana lokasi penelitian di Dinas Pendidikan Kabupaten Seruyan, pada Bidang Pembinaan Pendidik Tenaga Kependidikan dan Pengembangan Data. Prosedur pengolahan data, peneliti menggunakan teknik deskriptif kualitatif bersifat induktif yang diperoleh dari hasil pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan alur reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pelatihan telah direncanakan dengan baik yang berpedoman pada tahapan perencanaan pelatihan yang meliputi: (a) identifikasi kebutuhan pelatihan, (b) spesifikasi pelaksanaan pekerjaan, (c) identifikasi kebutuhan peserta, (d) menentukan tujuan, (e) penyusunan kurikulum, (f) pemilihan strategi pembelajaran, (g) mendapatkan sumber pembelajaran. Pengorganisasian dalam kegiatan pelatihan telah dilaksanakan dengan baik, terlihat adanya penetapan kepanitian kegiatan pelatihan dalam surat keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Seruyan. Pelaksanaan pelatihan telah dilaksanakan secara prosedural sesuai dengan jadwal kegiatan pelatihan yang sudah disusun dalam panduan pelatihan. Pada pengawasan kegiatan pelatihan belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, karena tidak adanya laporan pengawasan secara tertulis. Evaluasi pelatihan yang telah dilakukan baru pada evaluasi tingkat reaksi dan evaluasi tingkat belajar sedangkat evaluasi tingkat perilaku dan evaluasi tingkat dampak perlu dilakukan monitoring lebih lanjut yang membutuhkan waktu dan fokus penelitian lebih lama.