FENOMENA GOLPUT MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus Pilkada Kota Surabaya 2020)
Keywords:
Golput; Pemilukada; Pilihan Rasional.Abstract
Pemilihan Kepala daerah adalah cara paling demokratis untuk memilih calon kepala daerah yang akan menduduki jabatan di sebuah kota atau Provinsi, hal ini harus mendapat dukungan mayoritas suara untuk ditentukan sebagai pemenang dalam kontestasi politik yang berlangsung 5 tahunan tersebut. Namun Fenomena Golput masih menjadi masalah bagi banyak daerah dalam proses pemilihan umum. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi berbagai kelompok yang berkepentingan dengan hasil Pemilu tersebut. Tidak terkecuali yang terjadi di Kota Metropolitan Surabaya, kota yang ditunjang dengan berbagai fasilitas dan kemajuan diberbagai bidang tersebut masih terdapat Golput yang sangat tinggi yang terjadi dalam Pemilu kepala daerah. Sebanyak 40% masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dalam proses Pemilukada tahun 2020 tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan menarik kesimpulan terhadap hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan yang sudah dipilih sesuai dengan kriteria tertentu. Untuk teknik pemilihan informan menggunakan tekni snowball dikarenakan masih tertutupnya masyarakat yang bersedia untuk diwawancara sehingga dengan teknik snowball tersebut didapatkan petunjuk dari informan yang sudah diwawancarai untuk mewawancara informan selanjutnya sampai hasil wawancara dianggap jenuh. Terdapat beberapa alasan masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada Surabaya tahun 2020 yakni masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang politik dan pemilu kada sehingga masyarakat tidak tertarik untuk menggunakan hak pilihnya. Selanjutnya adalah masyarakat kecewa dengan hasil pemilukada yang pernah berlangsung dan dianggap tidak memenuhi harapan masyarakat dan masyarakat menganggap Golput adalah pilihan paling rasional dan masuk akal ketika mengaggap calon yang maju dalam pemilukada tidak ada yang sesuai dengan keinginan masyarakat.