RITUAL TIWAH SANDUNG RUNI DAN TIWAH SANDUNG TULANG
(Studi Kasus Keluarga Gi dan Keluarga Ru Di Desa Bangkal Kecamatan Seruyan Raya Kabupaten Seruyan)
DOI:
https://doi.org/10.59700/jsos.v2i2.2030Keywords:
Ritual, Tiwah Sandung Runi dan Tiwah Sandung Tulang, Umat KaharinganAbstract
Penulisan skripsi ini berdasarkan rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana pelaksanaan upacara Tiwah Sandung Runi dan Sandung Tulang. 2) Apakah makna upacara Tiwah Sandung Runi dan Tiwah Sandung Tulang. fokus dari penelitian ini adalah pelaksanaan upacara ritual Tiwah Sandung Runi dan Tiwah Sandung Tulang di Desa Bangkal serta tujuan dari pelaksanaan upacara Tiwah Sandung Runi dan Sandung Tulang. Pelaksanaan ritual Tiwah, alat dan bahan yang di gunakan, tahapan-tahapan upacara Tiwah, nilai-nilai, serta makna bagi umat kaharingan di Desa Bangkal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis data secara interaktif yang dimana di dalamnya terdapat tiga hal yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sehingga data yang diperolah peniliti dapat dirangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal penting dengan demikian data telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih jelas.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa dianalisis dengan teori ritus bahwa masyarakat desa Bangkal yang melaksanakan Ritual Tiwah ini tidak memandang agama, latar belakang. Masyarakat desa Bangkal akan melaksanakan Tiwah ini bersama-sama ketika ada keluarga mereka yang meninggal dan masih menganut agama Kaharingan. Dalam kehidupan seharihari umat Kaharingan dituntut untuk selalu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, dengan Tuhan (ilah), Roh Leluhur, dan dengan lingkungan alam sekitar. Dalam upacara ini juga menggunakan simbol-simbol seperti alat-alat yang sangat wajib dan sakral dalam upacara tersebut seperti agung, gandang, kalenang, katambung, lunju, behas bahenda, Mandau dan hewan kurban seperti bawui, manuk merupakan binatang yang utama untuk persembahan dan diikuti berbagai macam alat dan bahan lainnya yang dibutuhkan dalam upacara tersebut. Dianalisis dengan teori religi bahwa ritual Tiwah merupakan sebuah ritual religi yang berkaitan dengan ritual pemeluk agama Kaharingan, dengan pelaksanaan Ritual Tiwah ini masyarakat desa Bangkal khususnya mempercayai bahwa setelah melakukan ritual Tiwah ini mereka meyakini bahwa tidak akan mendapatkan segala sial, sakit-penyakit, mimpi buruk, tidak terganggu lagi ataupun tidak merasa ada beban lagi.