ANTARA LAKI-LAKI DAN TARI SEBATAS PANGGUNG SENI: STEREOTIP TERHADAP LAKI-LAKI SEBAGAI PENARI

Authors

  • Ita Lusia Universitas Tanjungpura
  • Danil Ikmamul Wafa Universitas Tanjungpura
  • Prayuda Universitas Tanjungpura
  • Dahniar Th. Musa Universitas Tanjungpura
  • Annisa Rizqa Alamri Universitas Tanjungpura

DOI:

https://doi.org/10.59700/js.v7i1.9502

Keywords:

Stereotip, Gender, Feminism, Seni Tari, Melambai

Abstract

Tulisan ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Penelitian ini membahas tentang fenomena laki-laki penari yang mendapat stereotip negatif dari masyarakat, terdapat pandangan bahwa laki-laki penari berarti melambai. Fenomena dalam penelitian ini dibedah menggunakan teori kepribadian status Ralph Linton untuk menganalisis mengenai peran laki-laki dalam panggung seni tari. Pada penelitian ini memperlihatkan sebagian laki-laki kehilangan kepercayaan diri untuk mengasah bakat tari yang dimiliki karena mendapat stigma negatif. Masyarakat berpandangan bahwa tarian merupakan kebudayaan yang melekat pada diri perempuan, ketika laki-laki yang melakukannya maka akan dinilai sebagai seorang yang tidak maskulin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan stigma negatif terhadap laki-laki penari, dan dengan adanya tulisan ini diharapkan memberikan peluang bagi laki-laki agar lebih percaya diri mengembangkan bakat tari untuk pelestarian budaya. Hadirnya tulisan ini berupaya menjadi dukungan kepada para penari laki-laki agar tidak luntur kecintaanya terhadap tarian akibat stereotip masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masih merambah luasnya stereotip negatif tentang penari laki-laki.

References

Abu, Sofyan. (2012). Konsep Pembelajaran Seni Budaya Berperspektif Gender (Study Kasus Bidang Studi Seni Tari Pada Smp Di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah). Chatarsis: Journal Of Arts Education, 1(1), 1–8. Https://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/Catharsis/Article/View/23

Adi, Asa. (2012). Persepsi Masyarakat Terhadap Penari Kuda Lumping Wanita Grup Muncar Di Desa Karangrejo. Kecamatan Karanggayam Kebumen. Skripsi, 7(2), 57–77.

Aprian, N., Runtiko, A. G., & Novianti, W. (2022). Fenomena Diskriminasi Gender Pada Penari Lengger Lanang. Ilmu Komunikasi Acta Diurna, 18(1), 1–24.

Cresell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed. Pustaka Belajar.

Danandjaja, J. (2017). Antropologi Psikologi. Rajawali Pers.

Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan. Pre-Print Digital Library Uin Sunan Gunung Djati Bandung, 1–6.

Djoeffan, S. H. (2001). Gerakan Feminisme Di Indonesia. Jurnal Mimbar. Jurnal Mimbar, No 3(3), 284–300.

Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2016). Comparison Of Convenience Sampling And Purposive Sampling. 5, 2016.

Guanabara, E., Ltda, K., Guanabara, E., & Ltda, K. (2021). Metode Penelitian Kualitatif.

Ilam Anugrah, Trianti Nugraheni, T. T. (2021). Konstruksi Laki Laki Sunda Dalam Tari Pencug Bojong Karya Gugum Gumbira. Ringkang, 2(1), 45–56.

Indrajaya, L., Junaedi, F., & Rinasari Kusuma, M. I. (2013). Representasi Maskulinitas Dalam Fan Fiction Une Amore. 2013.

Islami, M. Z., Oktaviani, B., Pradana, D. A., Rahmadhani, D. S., Khoirunnisa, W. O., & Hidayat, R. (2022). Relevansi Nilai Filosofis Tari Lengger Lanang Banyumas Dalam Konteks Ketimpangan Gender Dan Dinamika Tari Di Tengah Perubahan Masyarakat Indonesia. Jurnal Seni Tari, 11(2), 131–142. Https://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/Jst/Article/View/59988

Karina Augustine, Ismunandar Ismunandar, H. S. (2018). Struktur Penyajian Tari Jepin Langkah Serong Di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. 7, 8. Https://Doi.Org/Https://Jurnal.Untan.Ac.Id/Index.Php/Jpdpb/Article/View/27861/75676578066

Keppii Sukesi, D. (2021). Sosiologi Gender : Konsep Dan Aplikasinya Di Pedesaan. Ub Press.

Kodiran, K. (2004). Pewarisan Budaya Dan Kepribadian. Humaniora, 16(1). Https://Doi.Org/10.22146/Jh.802

Koentjaraningrat. (2016). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.

Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia Dan Kebudayaan (Manusia Dan Sejarah Kebudayaan, Manusia Dalam Keanekaragaman Budaya Dan Peradaban, Manusia Dan Sumber Penghidupan). 7. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.30603/Tjmpi.V7i2.1125

Nadra Akbar Manalu, F. F. S. (2022). Tari Seudati Inong Sebagai Wujud Representasi Kesetaraan Gender Dikabupaten Aceh Besar. Seni Rupa, 9. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.24114/Gr.V9i2.20673

Nurhidayati Nurhidayati, Adriana Gusti, Y. Y. (2022). Tari Sikambang Di Pesisir Selatan Dalam Konteks Seni Pertunjukan: Tinjauan Gender Dan Semiotika. 8. Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.26887/Lg.V8i1.2523

Prima, L. (2019). Stigma Penari Lelaki Di Pontianak, Dirisak Hingga Dianggap Menyimpang. Hi Pontianak. Https://Kumparan.Com/Hipontianak/Stigma-Penari-Lelaki-Di-Pontianak-Dirisak-Hingga-Dianggap-Menyimpang-1xdyk80ocuu/Full

Rachman, A. (2022). 10 Contoh Tari Berpasangan. Https://Www.Kompas.Com/Skola/Read/2022/08/09/160000169/10-Contoh-Tari-Daerah-Berpasangan?Page=All

Seta Lingga Wisnu. (2017). Ekspresi Gender Dalam Cosplay (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Cosplayer Yang Melakukan Crossdress Pada Komunitas Jaico Semarang). Journal Of Chemical Information And Modeling, 21(2), 1689–1699. Https://Www.Oecd.Org/Dac/Accountable-Effective-Institutions/Governance Notebook 2.6 Smoke.Pdf

Silvia, Asriati, & S. (2013). Peranan Penari Perempuan Dan Laki-Laki Dalam Pertunjukan Tari Tauh. E-Jurnal Sendratasik Fbs Universitas Negeri Padang, 2(1), 65–74.

Sofyan, A. (2012). Konsep Pembelajaran Seni Budaya Berperspektif Gender. 1. Https://Doi.Org/Https://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/Catharsis/Issue/View/9

Susanti, W. (2022). Mengulik Tuntas Syarat Menjadi Penari Lengger Banyumas. Kumparan Com. Https://Kumparan.Com/Wiwisusanti952/Mengulik-Tuntas-Syarat-Menjadi-Penari-Lengger-Banyumas-1yjw8vcq6kv/Full

Tylor, E. B. (1871). Primitive Culture: Researches Into The Development Of Mythology, Philosophy, Religion, Art, And Custom, Volume 1 Primitive Culture: Researches Into The Development Of Mythology, Philosophy, Religion, Art, And Custom, Edward Burnett Tylor. J. Murray, 1871. Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Auclaaaaiaaj&Printsec=Frontcover&Hl=Id#V=Onepage&Q&F=False

Wahyudi, A. V. (2020). Peran Tari Dalam Perspektif Gender Dan Budaya. Equalita: Jurnal Studi Gender Dan Anak, 2(2), 130. Https://Doi.Org/10.24235/Equalita.V2i2.7136

Wandi, G. (2015). Rekonstruksi Maskulinitas: Menguak Peran Laki-Laki Dalam Perjuangan Kesetaraan Gender. Kafa`Ah: Journal Of Gender Studies, 5(2), 239. Https://Doi.Org/10.15548/Jk.V5i2.110

Yukl, G. & Falbe, C. M. 1991. Importance Of Different Power Sources In Downward And Lateral Relations. Journal Of Applied Psychology, 76, (3): 416-424

Downloads

Published

2024-03-18

How to Cite

Ita Lusia, Danil Ikmamul Wafa, Prayuda, Dahniar Th. Musa, & Annisa Rizqa Alamri. (2024). ANTARA LAKI-LAKI DAN TARI SEBATAS PANGGUNG SENI: STEREOTIP TERHADAP LAKI-LAKI SEBAGAI PENARI. Journal SOSIOLOGI, 7(1), 17–28. https://doi.org/10.59700/js.v7i1.9502