IMPLEMENTASI MITIGASI POTENSI BENCANA PADA KAWASAN WISATA
Studi Kasus : Obyak Wisata Ledok Sambi, Sleman, Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.36873/jpa.v17i2.8701Keywords:
Mitigasi, zona aman, Jalur Evakuasi, Wisata, Ledok SambiAbstract
Desa Wisata menjadi alternatif destinasi wisata yang mengintegrasikan antara infrastruktur, kenyamanan, akomodasi, atraksi dan fasilitas pendukung lainnya yang menyatu dengan kehidupan dan budaya masyarakat yang memiliki ciri atau kekhasan tertentu. Dalam pengembangan sebuah Desa untuk menjadi Desa wisata harus memiliki obyek wisata yang menjadi titik atau point of interest yang menyebabkan desa tersebut menjadi destinasi wisata. Pariwisata yang menggunakan daya tarik wisata alam dapat dikembangkan dengan melihat karakteristik lingkungannya. Salah satu obyek wisata yang menggunakan daya tarik wisata alam adalah Ledok Sambi. Obyek Wisata Ledok Sambi memiliki daya tarik wisata alam karena letaknya yang berada dekat dengan gunung merapi, memiliki aliran sungai, tanah berkontur, suasana yang asri dan pemandangan yang indah. Daya tarik alam tersebut juga menyimpan potensi bahaya bencana yang tinggi. Mitigasi potensi bencana pada kawasan wisata terutama pada tahap pra bencana (prevention) sangat penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Analisis hasil pengolahan data berupa deskriptif kualitatif. Pengolahan data pengunjung untuk mengetahui asal dan tujuan mereka datang ke Ledok Sambi. Data multi bahaya bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa peta untuk mengetahui potensi bahaya pada lokasi penelitian, Data kondisi eksisting yang telah didapatkan dari hasil observasi lapangan kemudian dianalisis dengan pustaka yang digunakan untuk mendapatkan upaya mitigasi potensi bencana yang terpenting dan berkorelasi dengan kawasan wisata berupa jalur evakuasi dan zona aman. Dalam upaya mitigasi tahap pra bencana, Ledok Sambi perlu menambahkan adanya zona aman yang dekat dengan area utama dan juga akses untuk jalur evakuasi menuju zona aman area utama tersebut. Jalur evakuasi perlu dirancang dengan memperhatikan ketercepatan akses menuju zona aman, dimensi lebar jalan dan material penutup tanah agar mobil penyelamat dapat mengakses secara langsung sehingga proses evakuasi dapat berjalan cepat dan lancar.