Tari Wadian Dadas Bawo: Eksistensi dan Upaya Pelestarian di Generasi Milenial
DOI:
https://doi.org/10.37304/jt.v6i1.20783Kata Kunci:
Eksistensi Budaya, Generasi Milenial, Tari Wadian Dadas BawoAbstrak
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya, khususnya seni tradisi yang menjadi identitas setiap suku bangsa. Di Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Barito Timur, terdapat tarian khas yang bernama Tari Wadian Dadas Bawo. Tarian ini memiliki makna dan fungsi penting dalam kehidupan masyarakat Dayak Ma’anyan, terutama dalam ritual pengobatan tradisional dan acara adat seperti pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji eksistensi Tari Wadian Dadas Bawo di kalangan generasi milenial serta upaya pelestariannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi lapangan, observasi, wawancara mendalam dengan pelaku seni dan masyarakat, serta analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tantangan modernisasi dan globalisasi, Tari Wadian Dadas Bawo masih eksis dan terus dilestarikan melalui berbagai kegiatan seperti festival budaya, workshop seni, dan pembentukan sanggar tari. Dukungan pemerintah daerah juga berperan penting dalam menarik minat generasi milenial untuk terlibat aktif dalam pelestarian budaya ini. Penelitian ini merekomendasikan agar upaya pelestarian dilanjutkan dengan strategi edukasi budaya yang menyasar generasi muda secara intensif.
Referensi
Ariastini, N., Widhiarini., Oktaviani, P.E. (2018) Strategi pengembangan Mepantigan sebagai atraksi wisata budaya dalam mendukung sport tourism di Bali. Prosiding SENDI_U ISBN: 978-979-3649-99-3: 425-431.
Ariastuti, I., Risnawati. (2018). Bentuk pengembangan baru tari Manyakok sebagai upaya pelestarian tradisi. Panggung 28(4): 511-521.
Finahari, N., Rubiono, G., Qiram, I. (2019). Analisis Potensi Tari Gandrung Banyuwangi sebagai Tarian Wisata Olahraga (Sport Tourism). Proseding Seminar Nasional IPTEK Olahraga. 6-10.
Hidayat, R. (2024). Peran Generasi Milenial dalam Pelestarian Budaya Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Budaya.
Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: UNNES Press
Jibran, M., Utomo, L.P., Saputra, I.A. (2016) Potensi pengembangan daya tarik wisata di kecamatan Marawola Barat kabupaten Sigi, Jurnal Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.
Monariyanti, N. (2015) Seni pertunjukan sebagai atraksi wisata budaya di kecamatan Karimun kabupaten Karimun provinsi Kepulauan Riau, JOM Fisip 2(1). 1-14.
Putri, S. A. (2021). “Regenerasi Pelaku Seni Tradisi di Era Digital.” Jurnal Seni dan Budaya, 12(1), 45-62.
Prasetyo, D. (2020). “Digitalisasi dalam Pelestarian Tari Tradisional Jawa.” Jurnal Teknologi dan Budaya, 8(2), 78-90.
Ramadhan, M. (2023). “Festival Budaya sebagai Media Regenerasi Pelaku Seni Tradisional di Kalimantan Selatan.” Jurnal Kebudayaan Nusantara, 15(3), 101-115.
Romadoni, M. (2023). Transformasi Estetik Keramik Kasongan dalam Konteks Perubahan Sosial Budaya. Tambuleng: Jurnal Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik. 3 (2).
Sari, N. & Utami, L. (2021). “Komunitas Lokal dan Pelestarian Seni Tari di Sulawesi.” Jurnal Etnografi dan Seni, 7(1), 33-48.
Saputra, P. W., Suparta. I. K. (2023). Festival Budaya Isen Mulang Sebagai Upaya Promosi Pariwisata Budaya Di Provinsi Kalimantan Tengah. Paryaṭaka : Jurnal Pariwisata Budaya dan Keagamaan, 1 (2)
Smith, J. (2022). Cultural Preservation and Community Engagement. New York: Cultural Press.
Telaumbanua, T., Hulu, F., Laia, B. (2022). Sosialisasi Program Kerja Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Di Desa Goladano. Haga: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1 (2).
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Tambuleng

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.