ANALISIS BOTANI TANAMAN PALUDIKULTUR DI KOTA SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BOTANICAL ANALYSIS OF PALUDICULTURE PLANTS IN SAMARINDA CITY, EAST KALIMANTAN PROVINCE
DOI:
https://doi.org/10.36873/agp.v26i01.15672Keywords:
Paludicrop, Peatland ecosystem, Samarinda City, traditional marketAbstract
ABSTRACT
The utilization of peatland ecosystems for agricultural activities without draining the land is referred to as paludiculture or paludicrops. The concept of paludiculture aims to preserve the ecosystem and prevent carbon emissions from dry peatlands. This research aims to inventory paludicrop plants in East Kalimantan, particularly in the city of Samarinda, to enhance knowledge, improve community welfare, and support conservation efforts, ensuring the availability of documentation or records on paludicrop plants. The research locations are the main traditional markets in Samarinda, namely Pasar Segiri and Pasar Dayak. The research was conducted from August to September 2024. This study employed surveys, participatory observations, interviews, and documentation. The results show that 27 species with 30 local names from 27 genera and 21 families were found at the research sites.
Keywords: Paludicrop, Peatland ecosystem, Samarinda City, traditional market.
ABSTRAK
Pemanfaatan ekosistem gambut dalam kegiatan pertanian tanpa melakukan pengeringan lahan disebut dengan istilah paludikultur atau paludicrops. Konsep pertanian paludikultur bertujuan untuk menjaga kelestarian ekosistem dan mencegah emisi karbon dari tanah gambut yang kering. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi tumbuhan paludicrop di Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda untuk meningkatkan wawasan, kesejahteraan masyarakat, dan sebagai usaha pelestarian sehingga tersedia dokumentasi atau catatan tentang tumbuhan paludicrop. Lokasi penelitian ini adalah pasar tradisional induk di Kota Samarinda yaitu Pasar Segiri dan Pasar Dayak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2024. Penelitian ini dilakukan dengan melalui survei, observasi partisipatori, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian ditemukan sebanyak 27 spesies dengan 30 nama lokal yang berasal dari 27 genus dan 21 famili.
Kata kunci : Ekosistem gambut, Kota Samarinda, paludicrop, pasar tradisional
Downloads
References
de Albuquerque UP, JM Monteiro, MA Ramosa, ELC de Amorim., (2007). Medicinal and magic plants from a public market in northeastern Brazil. Journal of Ethnopharmacology 110: 76–91.
Franco FM, LL Chaw, N Bakar and SNH Abas, (2020). Socialising over fruits and vegetables: the biocultural importance of an open-air market in Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine 16:6. https://doi.org/10.1186/s13002-020-0356-6.
Kusuma, H., & Wicaksono, R. (2018). Pemberdayaan Masyarakat dalam Konservasi Hutan: Studi Kasus di Kalimantan Timur. Jurnal Sosial Ekologi, 6(1), 23-37.
Macbeth H and J MacClancy, (2018). Researching food habits: methods and problem, Berghahn Books. New York: xiv + 223 hlm.
Nugraha, B., & Kusuma, H. (2021). Dampak Konversi Lahan Gambut menjadi Perkebunan Sawit terhadap Keanekaragaman Hayati. Jurnal Konservasi Alam, 15(2), 89-102.
Giesen, W., & Sari, E. N. N., (2018). Tropical Peatland Restoration Report, the Indonesian case Tropical Peatland Restoration Report : The Indonesian Case Berbak Green Prosperity Partnership/Kemitraan Kesejatheraan Hijau (Kehijau Berbak). March, 99. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.3004 9.40808.
Puspitasari, R., et al. (2018). Keanekaragaman Tumbuhan pada Ekosistem Gambut di Kalimantan Timur. Jurnal Kehutanan Tropis, 24(3), 197-210.
Putri, A.L., & Widodo, R. (2021). Konservasi Pengetahuan Etnobotani Paludicrop pada Masyarakat Lokal Kalimantan Timur. Jurnal Konservasi Budaya, 10(1), 76-89.
Rahmawati, D., & Prasetyo, B. (2020). Keanekaragaman Tumbuhan Pangan Lokal di Lahan Basah Kalimantan Timur. Jurnal Pangan Nusantara, 8 (2), 101-115.
Soenarno, S. M., (2015). Pembelajaran Materi Jasa Lingkungan Formatif, Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4 (2), 150–156. https://doi.org/10.30998/formatif.v4i2.149.
Susanto, E., & Wibowo, A. (2019). Penggunaan Tanaman Lahan Basah sebagai Obat Tradisional oleh Suku Dayak di Kalimantan Timur. Jurnal Etnobotani Indonesia, 12(1), 55-67.
Tjitrosoepomo, G. 2013. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Uda, S. K., Hein, L., & Adventa, A., (2020). Towards better use of Indonesian peatlands with paludiculture and low-drainage food crops. Wetlands Ecology and Management, 28(3), 509–526. https://doi.org/10.1007/s11273-020- 09728-x.
Wijaya, A., & Dewi, N. (2020). Peran Lahan Basah dalam Pengendalian Perubahan Iklim: Studi Kasus pada Ekosistem Gambut. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan, 10(1), 45-58.
Yulianti, S., & Wahyuni, L. (2022). Peran Budaya dalam Pemanfaatan Tumbuhan Lahan Basah oleh Suku Dayak. Jurnal Antropologi dan Etnobotani, 5(3), 134-150.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 AgriPeat

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.