Struktur Anatomi Kayu Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) pada PT. Dwima Jaya Utama

Anatomical Structure of Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) at PT. Dwima Jaya Utama

Penulis

  • Herwin Joni Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Wahyudi Wahyudi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Sosilawaty Sosilawaty Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Mahdi Santoso Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Hendra Toni Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Antonius Triyadi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Yusuf Aguswan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah

DOI:

https://doi.org/10.36873/jht.v19i1.14289

Kata Kunci:

Rekayasa tumbuhan silin, Anatomi kayu, Meranti tembaga, Silvikultur intensif

Abstrak

Penelitian ini menganalisis kualitas kayu meranti tembaga dari hutan alam dengan diameter maksimum 50 cm sebagai bahan untuk industri pengelolaan kayu. Selanjutnya, penelitian ini juga mengkaji kualitas kayu meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) dari tanaman rekayasa silin dengan diameter 28 cm, 36 cm, 43 cm, dan 51 cm. Penelitian ini juga meneliti diversifikasi penggunaan kayu meranti tembaga dari tanaman rekayasa silin untuk mengeksplorasi potensi aplikasi kayu ini di berbagai industri. Sampel kayu meranti tembaga diambil dari hutan alam dan hutan tanaman (silvikultur intensif/silin) PBPH PT Dwimajaya Utama, Kalimantan Tengah. Selanjutnya, pengujian anatomi kayu dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Universitas Gadjah Mada. Kualitas kayu meranti tembaga dari hutan alam dengan diameter minimum 50 cm untuk industri pengolahan kayu telah dipelajari. Hasil analisis kualitas kayu meranti tembaga dari tanaman rekayasa silin menunjukkan variasi yang signifikan berdasarkan diameter. Untuk diameter 28 cm, ketebalan dinding sel adalah 1.675 dan diameter lumen adalah 22.752. Untuk diameter 36 cm, ketebalan dinding sel adalah 1.633 dan diameter lumen adalah 20.739. Untuk diameter 43 cm, ketebalan dinding sel adalah 1.592 dan diameter lumen adalah 2.268. Untuk diameter 51 cm, ketebalan dinding sel adalah 1.738 dan diameter lumen adalah 21.066.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Unduhan

Diterbitkan

29-06-2024 — Diperbaharui pada 12-08-2024