Pembuatan Lawung Sumping Berbahan Kulit Kayu Nyamu di Prodi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Palangka Raya

The Creation of Lawung Sumping Made from Nyamu Bark in the Non-Formal Education Program at the University of Palangka Raya

Penulis

  • Antonius Triyadi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Yusintha Tanduh Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Herwin Joni Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Hendra Toni Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah
  • Rosdiana Rosdiana Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kampus Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos 2/ PLKUP Palangka Raya (73111A) Kalimantan Tengah

DOI:

https://doi.org/10.36873/jht.v19i2.18594

Kata Kunci:

Lawung, sumping, Nyamu, Lantung, bulu burung

Abstrak

Hasil Hutan Bukan Kayu yaitu Kulit kayu Nyamu/Lantung (Artocarpus Altilis) oleh suku Dayak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan pakaian adat, dan sebagai kelengkapannya digunakan Sumping dan Lawung. Lawung dan Sumping yang digunakan dahulu tidak banyak ragam hiasannya, bahkan tanpa tambahan asesories, namun dengan berkembangnya permintaan sekarang ditambah hiasan berupa payet, manik dan bordir. Hiasan tersebut tetap menampilkan kekhasan suku Dayak Kalimantan Tengah. Permasalahan Mitra yang dihadapi terkait produk adalah : Mitra belum pernah membuat Lawung dan Sumping, namun produk ini banyak diminati, Mitra sebagai pendidik pada prodi pendidikan luar sekolah, merasa sangat perlu memberikan bekal kewirausahaannya bagi anak didik, Mitra merasa perlu memahami teknik mengaplikasikan asesories berupa payet dan manik, bordir ataupun tambahan bulu burung sebagai penambah unsur keindahan pada bahan kulit kayu. Permasalahan prioritas yang perlu segera ditangani adalah mentransfer pengetahuan bagaimana meningkatkan keterampilan peserta agar dapat menciptakan lapangan usaha, menciptakan desain, membuat produk kerajinan yang lebih variatif dan menarik, dan berkualitas, sehingga mampu melengkapi selera pasar. Keandalan teknologi sederhana  yang diabdikan kepada peserta adalah pemahaman bahwa kulit kayu tidak akan terbuang percuma apabila diolah menjadi produk yang diminati masyarakat dan akan menjadi produk unik, khas dan indah. Penggunaan Mesin jahit dan teknik memayet pada kulit kayu merupakan penerapan teknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh semua peserta. Manfaat pelatihan bagi dunia pendidikan, sebagai bagian dari kearifan lokal dan  bahan pembelajaran Muatan Lokal pada pendidikan formal maupun non formal dengan  memperkenalkan seni kerajinan daerah, peserta mampu berkreasi dan berinovasi dan membuka peluang berwirausaha. Produk yang dihasilkan berupa Lawung dan Sumping motif bajakah dan burung dengan hiasan bordir dan payet dan hiasan bulu burung untuk sumping

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Unduhan

Diterbitkan

29-12-2024