Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Ngaju Dari Sistem Pertanian Tradisional Untuk Pendapatan Keluarga di Buntut Bali Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah

Local Wisdom of the Dayak Ngaju Community from Traditional Agricultural Systems for Family Income in Buntut Bali, Katingan Regency, Central Kalimantan

Penulis

  • Yanarita Yanarita Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Yusintha Tanduh Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Yosefin Ari Silvianingsih Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Chartina Pidjath Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Milad Madiyawati Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Muhammad Fadhil Amiruddin Sudomo Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya
  • Afentina Afentina Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.36873/jht.v19i2.18627

Kata Kunci:

Kearifan Lokal, Sistem Pertanian Tradisional, Polikultur. Masyarakat Dayak Ngaju, Ketahanan Pangan dan Kelestarian Ekologi

Abstrak

Kearifan lokal adalah pengetahuan dan praktik yang diturunkan oleh suatu kelompok yang berfungsi sebagai identitas dan strategi yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini mengangkat kearifan lokal masyarakat Dayak Ngaju desa Buntut Bali, Katingan yang menggunakan system pertanian tradisional sebagai mata pencaharian. Sistem pertanian tradisional ini tidak saja dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, yang lebih penting mampu berkontribusi untuk ketahanan pangan dan kelestarian ekologis lokal. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan lapangan melalui observasi dan wawancara mendalam kepada petani anggota kelompok tani “Pamaran”. Data yang dihimpun diantaranya adalah jenis tanaman, pola tanam serta kendala yang dihadapi oleh petani. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola tanam Masyarakat Ngaju-Dayak adalah sistem tani polikultur yang terdiri dari tanaman tahunan dan tanaman semusim. Tanaman tahunan ditemukan sejumlah 15 jenis yang di dominasi oleh durian dan pisang. Sedangkan tanaman semusim berjumlah 14 jenis dikelola secara rotasi dan berselang seling, sesuai dengan kondisi tanah dan musim. Rumus ekonomi sederhana tentang pendapatan yang didapat dari penerapan pertanian tradisional memperlihatkan bahwa hasil panen belum dapat dipastikan menguntungkan, karena hasilnya dipengaruhi oleh berapa banyak pohon yang berbuah yang bersifat musiman, seperti durian, langsat dan rambutan. Dalam system pertanian tradisonal juga seringkali tumbuh tanaman liar yang dimanfaatkan masyarakat yang tidak bisa ditanam tapi sangat diminati masyarakat sebagai sayur, seperti: teken parei. Kearifan lokal dalam system pertanian tradisional perlu dipertahankan untuk kelestarian jenis-jenis lokal dan peningkatan inovasi dalam pemeliharaan dan peningkatan produk hasil panen terutama buah-buahan

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Unduhan

Diterbitkan

29-12-2024