Analisis Kesesuaian Habitat, Struktur, Komposisi Dan Keanekaragaman Pohon Pada Habitat Orangutan Tapanuli Di Koridor Hutaimbaru

Analysis of Habitat Suitability, Structure, Composition, and Tree Diversity in the Tapanuli Orangutan Habitat in the Hutaimbaru Corridor

Penulis

  • Dede Syahputra Tanjung Master Program of Natural Resources and Environmental Management, Graduate School, Campus USU Padang Bulan, Medan 20155, North Sumatra, Indonesia
  • T. Alief Aththorick Faculty of Mathematics, Natural Sciences, University of North Sumatra, Indonesia
  • Rahmawaty Rahmawaty Faculty of Forestry, University of North Sumatra, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36873/jht.v20i1.21436

Kata Kunci:

Konserbasi, orang utan, Agroforestry, kehutanan

Abstrak

Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) dalam status kritis menempati habitat di Ekosistem Batang Toru bertahan hidup di dua populasi liar, tapi tak satu pun dari populasi ini akan bertahan dalam jangka panjang. Kombinasi ukuran populasi kecil dan isolasi geografis telah menyebabkan depresi perkawinan sedarah terindikasi dalam penelitian sebelum ini. Salah satu upaya untuk mencegah masalah ini adalah pembentukan koridor untuk menghubungkan habitat yang terfragmentasi, terutama Batang Toru barat dan timur. Tujuan penelitian adalah menganalisis kesesuaian habitat Orangutan Tapanuli, indeks nilai penting (INP), indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kekayaan jenis (Dmg) pohon. Hasil penelitian nilai AUC (Area Under Curve) test atau pengujian acak berdasarkan 25% sampel didapatkan tingkat akurasi model  0,993 sedangkan nilai AUC dari prediksi keseluruhan 0,996 keduanya tergolong Sangat Baik dengan kontribusi variabel lingkungan tertinggi elevasi, curah hujan, dan jarak dari tutupan hutan. Berdasarkan klasifikasi kelas kesesuaian habitat diperoleh Kelas Tidak Sesuai 60,23%, Sesuai 28,77% dan Sangat Sesuai 11,00%. INP tingkat pertumbuhan pohon pada hutan sekunder tertinggi adalah Hoteng (Lithocarpus hystrize) 28,68%, Mayang (Palaquium gutta) 22,55% dan Hayu Horsik (Ilex pleiobrachiata) 17,81%, kebun campur/agroforestri adalah Durian (Durio zibethinus) 21,44%, Mayang (Palaquium gutta) 18,82% dan Medang (Persea declinata) 18,48%. Hasil H’ tingkat pertumbuhan pohon hutan sekunder 3,19 (Tinggi) dan kebun campuran/agroforestri 3,23 (Tinggi), sedangkan tingkat tiang hutan sekunder 2,71 (Sedang) dan kebun campuran/agroforestri 2,53 (Sedang). Dmg tingkat pertumbuhan pohon di hutan sekunder pada 5,63 (Tinggi) dan kebun campuran/agroforestri 5,96 (Tinggi), sedangkan tingkat tiang di hutan sekunder 4,51 (Tinggi) dan kebun campur/agroforestri nilai 3,79 (Sedang).

Unduhan

Diterbitkan

27-06-2025