Menggali Potensi Serta Nilai Ekonomi Budidaya Lebah Kelulut (Trigona Itama) Pada Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Di Desa Tuwung Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah
DOI:
https://doi.org/10.36873/jht.v18i1.9374Kata Kunci:
Hutan Sosial, Trigona itama, Madu, Potensi, Nilai EkonomiAbstrak
Kelompok usaha sosial hutan desa yang mengembangkan budidaya lebah tak bersengat adalah kelompok yang memanfaatkan lebah tak bersengat untuk budidaya dan telah memiliki produk, yaitu madu. Masyarakat yang mengelola lahan hutan sosial ini adalah Desa Tuwung, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi dan nilai ekonomi, serta faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas madu lebah tak bersengat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Usaha budidaya lebah tak bersengat di Desa Tuwung menghasilkan 40 liter madu dari 33 sarang lebah, dimana potensi budidaya lebah tak bersengat masih belum optimal. Nilai ekonomi, yaitu pendapatan dari penjualan madu dalam satu tahun, mencapai Rp 10.000.000. Produksi madu selama satu tahun mencapai 40 liter dengan harga jual Rp 250.000 per liter, sehingga pendapatan kelompok usaha ini masih belum optimal atau relatif rendah.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Grace Sisca
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.