ANALISIS LOAD FACTOR (L/F) PENUMPANG PESAWAT TERBANG RUTE PALANGKA RAYA - JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.52868/jt.v1i2.1250Keywords:
load factor, forecasting, penerbangan, ruteAbstract
Bandar Udara Tjilik Riwut merupakan sebuah bandara di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Bandar Udara ini melayani penerbangan domestik dengan salah satu rutenya yaitu menuju Jakarta. Tinggi dan rendahnya mobilitas penerbangan ditunjukkan dengan banyak atau sedikitnya penerbangan yang dilakukan untuk menuju rute tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keterisian kursi penumpang (load factor) pada rute tersebut. Perhitungan load factor diperoleh dari jumlah penumpang dibagi dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia dikalikan dengan banyak nya frekuensi penerbangan yang dilakukan. Berdasarkan perhitungan diperoleh load factor dalam 4 tahun terakhir yaitu untuk Garuda Indonesia pada tahun 2013 = 62,63%, 2014 = 66,84%, 2015 = 72,09 %, 2016 = 71,16% dan load factor Lion Air pada tahun 2013 = 76,30%, 2014 = 88,29%, 2015 = 76,29 %, 2016 = 84,36%. Setelah menghitung Load Factor kemudian dilakukan peramalan jumlah penumpang dan kebutuhan frekuensi per hari untuk rute Palangka Raya – Jakarta hingga tahun 2020 sehingga diperoleh hasil forecasting untuk Garuda Indonesia dengan regresi linier tahun 2017 = 93.549 penumpang, tahun 2018 = 102.857 penumpang, tahun 2019 = 112.165 penumpang, tahun 2020 = 121.474 penumpang, sedangkan hasil forecasting untuk Lion Air dengan regresi linier tahun 2017 = 126.960 penumpang, tahun 2018 = 128.147 penumpang, tahun 2019 = 129.334 penumpang, tahun 2020 = 130.521 penumpang. Selain itu berdasarkan hasil survei pola perjalanan penumpang dan banyaknya frekuensi penerbangan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perlu ditambahnya rute baru maka diperoleh bahwa frekuensi penerbangan yang paling banyak dilakukan penumpang adalah 3 – 5 kali dalam 6 bulan terakhirnya dan jenis penerbangan yang digunakan adalah penerbangan langsung dari Palangka Raya – Jakarta di mana Jakarta adalah tujuan akhir perjalanannya sehingga penambahan rute baru saat ini dirasa tidak perlu.