MORFOLOGI RUANG Studi Kasus Huma Gantung Buntoi

Authors

  • Syahrozi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.36873/jpa.v5i02.817

Abstract

Huma Gantung merupakan salah satu tipe rumah tradisional masyarakat Dayak. Secara fisik Huma
Gantung memiliki besaran yang lebih kecil dari Betang. Ciri khusus yang ada pada Huma Gantung
adalah memiliki ketinggian panggung yang yang cukup tinggi sesuai dengan namanya yang berarti
rumah tinggi.
Huma Gantung di desa Buntoi Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu contoh yang masih
berdiri sampai saat ini. Bangunan yang berdiri pada tahun 1870 yang lalu telah mengalami banyak
perubahan dari bentuk semula pada saat Demang Singa Jalla berkuasa. Perubahan yang terjadi meliputi
tata ruang, bentuk fasade maupun material bangunan. Perubahan yang terjadi dikarenakan oleh
beberapa sebab antara lain adanya tuntutan penghuni, keadaan alam (rusak) ataupun pindahnya kepercayaan
dari tuan rumah yang baru dari agama Hindu Kaharingan menjadi penganut Kristen yng
taat (aspek religi).
Sangat disayangkan apabila perubahan-perubahan yang terjadi telah mencapai titik klimaks yang
mana sulit ditelusuri kembali bentuk awal dan unsur pemaknaan yang mendasari trasnformasi bentuk
yang terjadi. Apapun alasannya bangunan Huma Gantung ini adalah sisa peninggalan lama yang sekiranya
banyak tata nilai dan pemaknaan yang terkandung di dalamnya yang dapat dipakai sebagai
pelajaran berharga.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2010-12-31

How to Cite

[1]
Syahrozi, “MORFOLOGI RUANG Studi Kasus Huma Gantung Buntoi”, JPA, vol. 5, no. 02, pp. 51–60, Dec. 2010.