This is an outdated version published on 2019-11-10. Read the most recent version.

MEMBUDAYAKAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN ( STUDI KASUS PENANGANAN MASALAH KECACINGAN PADA ANAK DI DUSUN MANYULUH, DESA LAHEI, KECAMATAN MENTANGAI,KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH)

Authors

  • ASTRID TERESA

DOI:

https://doi.org/10.37304/jispar.v3i1.369

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, tetapi di Indonesia sendiri masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan, salah satu di antarnya ialah cacing perut yang ditularkan melalui tanah. Kecacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan gizi, kecerdasan dan produktivitas penderitanya, sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian serta mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Prevalensi kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit ini. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.424/MENKES/SK/V/2006:3).

Data WHO menyebutkan lebih dari 1 miliar penduduk dunia menderita kecacingan. Di indonesia, sekitar 40-60% penduduk Indonesia menderita kecacingan. Kecacingan bukan hanya penyakit yang bisa terjangkit pada anak-anak, tapi juga pada orang dewasa. Biasanya seorang siswa yang terinfeksi cacing akan mengalami kekurangan hemoglobin (Hb) hingga 12 g% dan akan berdampak terhadap kemampuan darah membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh termasuk ke otak, akibatnya penderita kecacingan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas. (www.depkes.go.id diakses tanggal 27 April 2012).

Selama ini upaya pencegahan dan pengobatan telah dilakukan oleh pemerintah melalui dinas kesehatan di kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas, tetapi masih belum maksimal karena dilihat dari data Profil Kesehatan Indonesia 2008 (ditjen PP-PL, Departemen Kesehatan RI, 2009)  Prevalensi  Nasional  Kecacingan  adalah  Banten  60,7%,  NAD  59,2%,  NTT27,7%,

Kalbar 26,2%, Sumbar 10,1%, Jabar 6,7%, Sulut 6,7%, Kalteng5,6%.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2008 tersebut tampak bahwa problem kecacingan pada anak masih memerlukan perhatian, khususnya bagi provinsi Kalimantan Tengah yang berada pada urutan kedelapan.

Data tersebut perlu dibuktikan apakah anak-anak di Dusun Manyuluh juga mengalami masalah serupa sehingga perlu dilaksanakan penyuluhan tentang cacing serta pengobatannya dan pencegahan dengan cara mencuci tangandalam rangka peningkatan upaya peningkatan kualitas hidupmasyarakat.

Menurut Profil Lokasi Kegiatan Program BioRight-PREKT Dusun Manyuluh, merupakan salah satu dusun yang menjadi wilayah administrasi Desa Lahei, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayah Desa Tanjung Taruna ± 33 km² atau 0,22% dari luas wilayah Kabupaten Pulang Pisau atau sekitar 0,54% dari luas KecamatanMantangai.

Dusun Manyuluh berada diantara jalur Sungai Mangkutub dan Sungai Muroi yang merupakan anak sungai (DAS)Kapuas.

Jumlah penduduk di Dusun Manyuluh, Kabupaten Kapuas sebanyak ± 244 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 128 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 96 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) di Dusun Manyuluh sebanyak 56 KK, dengan tingkat kepadatan penduduk Dusun Manyuluh sekitar 8jiwa/km².

 

Keadaan pendidikan penduduk di Dusun Manyuluh dapat dikatakan masih rendah. Hampir 90% penduduk Dusun Mayuluh hanya tamat SD, dan bahkan terdapat beberapa penduduk dewasa yang tidak sekolah dan buta huruf. Pendidikan tertinggi penduduk Dusun Manyuluh hanya tamat SMP yaitu sekitar 0,5%. Sedangkan yang berpendidikan SMA dan berpendidikan tinggi tidak ada.

Permukiman masyarakat masih terkonsentrasi atau tidak jauh dari bantaran sungai. Terdapat beberapa rumah masyarakat di bagian atas/daratan, namun masih tampak terpencar- pencar. masyarakat memanfaatkan sungai selain untuk transportasi, juga untuk mendirikan jamban tempat mencuci, mandi, kakus(MCK).

Ketersediaan berbagai sarana atau fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat di Dusun Manyuluh masih belum ada. Selain sarana/fasilitas kesehatan yang belum ada, berbagai program ataupun layanan kesehatan baik oleh pemerintah desa/ kecamatan/kabupaten yang masuk ke Dusun Manyuluh hingga sekarang juga tidak pernahada.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2019-11-10

Versions

How to Cite

ASTRID TERESA. (2019). MEMBUDAYAKAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN ( STUDI KASUS PENANGANAN MASALAH KECACINGAN PADA ANAK DI DUSUN MANYULUH, DESA LAHEI, KECAMATAN MENTANGAI,KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH). Journal Ilmu Sosial, Politik Dan Pemerintahan, 3(1), 1–5. https://doi.org/10.37304/jispar.v3i1.369

Issue

Section

Articles