PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN KONTUSIO PARU

Penulis

  • Randolph Siahaan Departemen Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta
  • Maharani RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi

DOI:

https://doi.org/10.37304/jkupr.v9i2.3510

Kata Kunci:

kontusio paru, trauma toraks

Abstrak

Kontusio paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang paling umum terjadi. Kontusio paru paling sering disebabkan trauma tumpul pada dinding dada secara langsung yang dapat menyebabkan kerusakan parenkim, edema interstitial dan perdarahan yang mengarah ke hipoventilasi pada sebagian paru. Kontusio paru juga dapat menyebabkan hematoma intrapulmoner apabila pembuluh darah besar didalam paru terluka dan memiliki potensial menyebabkan kematian. Proses, tanda dan gejala mungkin berjalan pelan dan makin memburuk dalam 24 jam pasca trauma. Penatalaksanaan pada pasien perlu dilakukan segera dengan memastikan patensi jalan napas, pemberian analgetik, ventilasi mekanik dan terapi pendukung lainnya seperti pemberian antibiotik dan terapi cairan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang terjadi. Melaporkan penatalaksanaan kasus kontusio paru di ICU.  Seorang pasien laki-laki 56 tahun datang ke IGD RSCAM Bekasi dengan keluhan utama nyeri pada dada kanan dan sesak. 2 hari sebelum masuk RS, pasien terjatuh dari pohon dengan ketinggian kurang lebih 5 meter. Pasien terjatuh dengan posisi bagian depan tubuh terlebih dahulu. Sesak (+), pingsan, muntah (-), nyeri dada (+). Pasien lalu dibawa ke RS GJ, dilakukan foto toraks dan pemasangan chest tube. Setelah dirawat 2 hari, pasien dirujuk ke IGD RSCAM BEKASI, foto toraks di RS GJ menunjukkan adanya Hematopneumotoraks kanan dan terlihat chest tube pada posisinya. Pasien tiba + pukul 13.42, setelah diobservasi + 6 jam, pasien dikonsulkan ke bagian Anestesi pada pukul 20.00, dan ditemukan kesadaran pasien komposmentis, dengan Tekanan darah 130/90, laju nadi 120x/menit dan frekwensi napas pasien 34-38x/menit (O2 10l/menit dengan NRM), SpO2 88%, VAS (Visual Analog Score) 6-8/10. Pasien kemudian diintubasi atas indikasi Hematopneumotoraks kanan + kontusio paru bilateral + impending gagal napas post CTT + fraktur costae 7-8 aspek posterior kanan, 6 aspek lateral kanan + flail chest. Pasien kemudian dirawat ke ICU. Penatalaksanaan pada pasien perlu dilakukan segera untuk mencegah terjadinya komplikasi yang terjadi, yaitu dengan memastikan patensi jalan napas, pemberian analgetik, ventilasi mekanik dan terapi pendukung lainnya seperti pemberian antibiotik dan terapi cairan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang terjadi.

 

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Reade MC. Trauma Toraks dan Manajemen Ventilasi pada Pasien Cedera Kritis. Perawatan Kritis Trauma dan Tempur dalam Praktek Klinis 2016: 189-224.

Pfeifer R, Heussen N, Michalewicz E, dkk. Insiden sindrom gangguan pernapasan dewasa pada pasien trauma: Tinjauan sistematis dan meta-analisis selama tiga dekade. J Trauma Acute Care Surg 2017; 83: 496-506.

Rendeki S, Molnár TF. Pulmonary Contusion. J Thorac Dis. 2019;11(Suppl 2):S141–51.

Zhou D, Qiu J, Liang Y, dkk. Analisis epidemiologi terhadap 9.596 pasien dengan

cedera paru-paru akut di Rumah Sakit Militer China. Exp Ada Med 2017; 13: 983-8.

Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung : Alfabeta

Wang S, Ruan Z, Zhang J. A modified rat model of isolated bilateral pulmonary

contusion Exp Ther Med 2012;4:425-9.

Onat S, Ulku R, Avci A, dkk. Torakotomi darurat untuk trauma tembus dada: analisis 158 pasien dari satu pusat. Cedera 2011; 42: 900-4.

Pfeifer R, Heussen N, Michalewicz E, et al. Incidence of adult respiratory distress syndrome in trauma patients: A systematic review and meta-analysis over a period of three decades. J Trauma Acute Care Surg 2017;83:496-506.

Rendeki S, Tamas F. Molnar. Pulmonary contusion. Journal of Thoracic Disease. 2019(11):141-151 10. Hashimoto S, Sanui M, Egi M, et al. The clinical practice guideline for the management of ARDS in Japan. J Intensive Care 2017;5:50.

Lichtenberger JP, Kim AM, Fisher D, et al. Imaging of Combat-Related Thoracic Trauma - Blunt Trauma and Blast Lung Injury. Mil Med 2018;183:89-96.

Staub LJ, Biscaro RR, Kaszubowski E, et al. Chest ultrasonography for the emergency diagnosis of traumatic pneumothorax and haemothorax: A systematic review and meta-analysis. Injury 2018;49:457-66.

Duggal A, Perez P, Golan E, et al. Safety and efficacy of noninvasive ventilation in patients with blunt chest trauma: a systematic review. Crit Care 2013;17:142.

Reade MC. Thoracic Trauma and Management of Ventilation in the Critically Injured Patient. Trauma and Combat Critical Care in Clinical Practice 2016:189-224.

Miller AC, Elamin EM, Suffredini AF. Inhaled anticoagulation regimens for the treatment of smoke inhalation-associated acute lung injury: a systematic review. Crit Care Med 2014;42:413-9.

Eastern Association for the Surgery of Trauma. Pulmonary Contusion and Flail 1317 Chest, Management of. November 2012. Available from: https://www.east.org/education/practicemanagement-guidelines/pulmonarycontusion-and-flail-chest,-management-of. [3 Februari 2020

Diterbitkan

2021-10-28

Cara Mengutip

Siahaan, R., & Maharani. (2021). PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN KONTUSIO PARU. Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya, 9(2), 1310–1317. https://doi.org/10.37304/jkupr.v9i2.3510

Terbitan

Bagian

Jurnal Kedokteran