KONDISI, PENDAPATAN DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN USAHA SARANG BURUNG WALET (Studi di Desa Rantau Katang, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah)

Authors

  • Fahnur Reza Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Evi Feronika Elbaar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
  • Betrixia Barbara Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.52850/jsea.v16i1.3383

Keywords:

Persepsi, Pendapatan, Usaha Sarang Burung Walet

Abstract

Persepsi adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan usaha sarang burung walet di Desa Rantau Katang diperoleh dengan mengetahui kondisi usaha sarang burung walet, mengetahui pendapatan usaha sarang burung walet dan mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan usaha sarang burung walet dengan menggunakan skala likert dan rumus pendapatan. Hasil persepsi masyarakat menunjukan bahwa kondisi usaha sarang burung walet di Desa Rantau Katang adalah: pola pemanenan dilakukan rata-rata sebanyak 6 kali dalam setahun, rata-rata memiliki satu buah bangunan yang telah diusahakan 3-4 tahun, dan produksi didominasi oleh kualitas A. Rata-rata pendapatan usaha sarang burung walet di Desa Rantau Katang sebesar Rp. 60.025.000 /tahun. Adapun rata-rata biaya total eksplisit adalah Rp. 3.775.000 dan penerimaannya adalah sebesar Rp. 63.800.000 /tahun. Persepsi masyarakat di Desa Rantau Katang terhadap keberadaan usaha sarang burung walet adalah berada pada kategori “netral” dengan total persepsi 774 yang berarti responden memiliki sikap netral terhadap keberadaan usaha sarang burung walet di Desa Rantau Katang.

Perception is a process of evaluating someone against a particular object. The public perception of the existence of swift’s nest business in Rantau Katang village was obtained by knowing the condition of swift's nest business, knowing the income of swift's nest business and knowing the community's perception of the existence of swift's nest business using the Likert scale and income formula. The results of public perception show that the condition of swift’s nest business in Rantau Katang Village is: harvesting patterns are carried out on average 6 times a year, on average have one building that has been cultivated 3-4 years, and production is dominated by quality A. The average income of swift’s nest business in Rantau Katang Village is Rp. 60,025,000 / year. The average total explicit cost is Rp. 3,775,000 and the receipt is Rp. 63,800,000 / year. The perception of the community in Rantau Katang village on the existence of swift’s nest business is in the "neutral" category with an total perception of 774, which means that respondents have a neutral attitude towards the existence of swift’s nest business in Rantau Katang Village.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

12-03-2021